Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 menunjukkan bahwa generasi millennials Indonesia mencapai 84 juta jiwa, setara dengan 50 persen total penduduk usia produktif di tanah air. Generasi ini merupakan potensi pasar yang sangat besar untuk dipenetrasi oleh pelaku industri asuransi, meskipun pada umumnya kesadaran proteksi di kalangan ini masih rendah. Faktanya, berdasarkan riset Nielsen Global tahun 2015, millennials masih dianggap generasi yang paling sedikit tersentuh asuransi.
“Hilangnya pendapatan karena tidak sadar risiko dapat menimbulkan kesulitan hidup yang jauh lebih besar. Di usia mereka, kebanyakan millennials baru saja merintis kariernya. Fokus mereka dipenuhi oleh mimpi dan passion. Risiko seringkali terlupakan, terutama terkait literasi tentang perencanaan keuangan atau proteksi yang masih rendah di kalangan mereka,” ucap Peter Huber, Presiden Direktur Zurich Topas Life di Jakarta, Senin (14/8/2017).
Menangkap hal ini, Zurich Topas Life resmi meluncurkan Zurich Proteksi 8, produk asuransi jiwa yang dikhususkan untuk millenniasl dengan premi terjangkau. Melalui produk ini, Zurich ingin menembus pasar konsumen di usia 18 sampai 30 tahun tersebut.
“Kami percaya proteksi haruslah cerdas dan benar-benar disesuaikan pada kebutuhan seseorang. Zurich Proteksi 8 dirancang secara inovatif sesuai kebutuhan dan karakter milenial, terutama dengan premi terjangkau dan komitmen jangka pendek yang ditawarkan,” sambung Peter.
Zurich Proteksi 8 juga menawarkan jaminan pengembalian premi. Setelah masa polis berakhir, nasabah akan menerima pengembalian premi sebesar 108% dari total yang sudah dibayarkan. Dengan premi mulai dari Rp 50.000 per bulan, Zurich menargetkan Zurich Proteksi 8 untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas, khususnya yang belum pernah memiliki pengalaman berasuransi.
Menurut Huber, millenial yang masuk kategori ini para fresh graduate atau millennials yang baru merasakan pekerjaan pertamanya. “Kami mencoba mengarahkan kepada para first jobber yang belum mengenal dengan asuransi. Meskipun begitu, produk ini terbuka untuk semua umur sampai umur 65 tahun,” terangnya.
Ia juga menegaskan bahwa edukasi tentang asuransi adalah kunci untuk menjembatani kesenjangan proteksi di Indonesia. Zurich terus mengedukasi pasar akan pentingnya proteksi melalui berbagai program dan inisiatif yang menyasar komunitas. Untuk asuransi pada khususnya, semakin awal seseorang memulai proteksi diri, maka premi akan semakin murah sementara manfaat perlindungan yang diterima makin besar. Contohnya, jika membeli asuransi di usia 22 tahun, biaya premi yang harus dibayarkan akan 40% lebih rendah dibanding jika membeli asuransi dengan manfaat yang sama di usia 40 tahun.
“Kami ingin milenial dapat memahami serta memproteksi diri dari risiko agar mereka bisa fokus mengejar mimpi dan menjalani passion dengan percaya diri,” tutup Peter.
Editor: Sigit Kurniawan