JEC Eye Hospitals and Clinics mengukuhkan posisinya sebagai eye care leader di Indonesia. Hal itu dikukuhkan setelah berhasil mengatasi kelainan refraksi pasien pada lebih dari 18.000 mata di Indonesia menggunakan ReLEx SMILE.
Presiden Direktur JEC Group DR Dr Johan Hutauruk, SpM(K) mengatakan teknologi mutakhir ini merupakan inovasi keluaran ZEISS, yakni perusahaan global yang fokus pada pengembangan solusi optik dan optoelektronik.
“Melalui ReLEx SMILE, ZEISS telah sukses mengoreksi 7 juta mata pasien di seluruh dunia. Dari jumlah itu, kami menjadi penyedia penyedia layanan ReLEx SMILE terbanyak atau top contributor secara global,” kata Johan Hutauruk dalam keterangan pers kepada Marketeers, Minggu (25/6/2023).
Ia berharap semoga kerja sama antara JEC Hospitals and Clinics di seluruh Indonesia dan ZEISS bisa tetap terbina dengan baik. JEC Hospitals and Clinics mengharapkan dukungan dari ZEISS kepada JEC dan Indonesia secara umum agar bisa bersama-sama membantu mengatasi gangguan mata di Indonesia.
“Ke depannya kami optimistis bisa terus berkembang pesat, sejalan dengan inovasi-inovasi ZEISS sehingga masyarakat Indonesia mendapatkan layanan koreksi mata yang selalu terdepan dan tidak ketinggalan dibandingkan dengan layanan serupa di luar negeri,” katanya.
BACA JUGA: JEC-Java Surabaya Berikan Operasi Katarak Gratis kepada 100 Orang
Head of Business Unit at ZEISS Medical Technology di Indonesia Timotius Prawirahalim Lim mengatakan ZEISS sangat bangga bekerja sama dengan JEC selama ini. Sejak 2016, JEC melalui cabang Kedoya menjadi rumah sakit mata pertama di Indonesia yang menyediakan layanan bedah refraksi menggunakan teknologi ReLEx SMILE VisuMax 500.
Pada akhir 2022, JEC Kedoya juga menjadi rumah sakit mata pertama di Indonesia yang menghadirkan layanan bedah refraksi dengan teknologi termutakhir ReLEx SMILE Pro.
BACA JUGA: Tips Menjaga Kesehatan Mata dari Computer Vision Syndrome
Menurutnya, JEC merupakan mitra strategis ZEISS untuk meningkatkan inovasi dan pelayanan kepada masyarakat Indonesia.
“Pada kesempatan baik ini, kami ingin memberikan penghargaan kepada JEC sebagai salah satu kontributor terbanyak secara global yang membantu pencapaian 7 juta mata menggunakan prosedur ReLEx SMILE Pro. Besar harapan kami ZEISS Indonesia bersama JEC Eye Hospitals and Clinics bisa terus berkembang bersama agar bisa terus melayani pasien-pasien di seluruh Indonesiama,” ujar Timotius.
Gangguan refraksi sendiri merupakan kondisi saat cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas. Gangguan refraksi terdiri atas myopia (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), astigmatism (silindris) dan presbiopi (rabun dekat usia lanjut).
World Health Organization (WHO) memperkirakan setidaknya 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan dengan 123,7 juta di antaranya merupakan kelainan refraksi yang belum tertangani. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan memperkirakan terdapat sekitar 5 sampai 6 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan termasuk akibat kelainan refraksi.
Editor: Ranto Rajagukguk