Atma Jaya Gelar Fund Raising untuk Danai Riset dan Kegiatan Sosial
Unika Atma Jaya (UAJ) memiliki konsentrasi terhadap dunia riset dan kegiatan kemanusiaan. Belum lama ini, UAJ mengadakan acara Gala Fundraising, HOPE a Music Concert 2019 di Kampus 1 Semanggi, Sudirman, Jakarta Selata. Penggalangan dana ini dilakukan dengan membuka donasi dan lelang yang hasilnya akan digunakan untuk mendanai program-program yang bermanfaat bagi pendidikan dan masyarakat.
Acara ini sekaligus menyambut 60 tahun usia UAJ, sekaligus memperingati 30 tahun berkunjungnya mendiang Paus Yohanes Paulus II, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Dunia, ke Kampus Semanggi.
Seluruh pengisi konser ini bertalian dengan Unika Atma Jaya dan mempersembahkan karyanya demi penggalangan dana. Para alumni tampil dalam acara tersebut, mulai dari Jodi Visnu, Adrian Purwadihardja, Handrawan Nadesul, Michelle Oswari, Boris Manurung, Christ Billy Aryanto, Laurensia Harini Tunjungsari, Weny Savitry Pandia Sembiring, hingga special performance dari Desy Ratnasari.
Konser ini diiringi musik orkestra dari Yoan Theodora Orchestra (YTO) yang berpengalaman tampil dalam acara-acara nasional.
Selain penampilan para alumni dan staf, UAJ juga mengadakan lelang karya seni dan membuka donasi bagi program rain-water harvesting. Program penggalangan dana ini merupakan bagian dari rencana strategis dan kolaborasi yang bersifat jangka menengah.
Penggalangan dana ini mengusung misi 3YVM (3 years, 3 vision, 3M rupiah): dalam 3 tahun ke depan akan berfokus pada pada 3 sektor yakni kepedulian sosial, pertukaran mahasiswa, dan riset dasar dengan target dana Rp 3 M.
Dalam aspek kepedulian sosial, dana yang terkumpul akan digunakan untuk mendanai kegiatan penyediaan air bersih dan pendampingan pengungsi.
Program rain water harvesting (RWH) / memanen air hujan bertujuan untuk menjawab satu isu kemanusiaan terbesar di pinggiran Jakarta, yaitu ketersediaan air bersih, serta amblesnya tanah Jakarta sebesar 4 meter sejak tahun 70-an.
Terkait refugees, UAJ menyadari bahwa keberadaan mereka di Indonesia membutuhkan perhatian.
Berbeda dengan dibayangkan oleh orang banyak, sebagian besar pengungsi merupakan anggota masyarakat dengan latar belakang profesional muda/pekerja yang sangat produktif.
Sementara itu, pengungsi di Indonesia tidak memiliki hak untuk mendapatkan gaji tetap. Tanpa pemasukan, kemampuan pengungsi untuk menghidupi diri sendiri menjadi persoalan besar tanpa kejelasan akan solusi.
Dengan kerja sama dengan UNHCR dan ILO, UAJ menyediakan pelatihan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) agar refugees dapat bermitra dengan generasi muda Indonesia sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.