Platform pencarian kerja berbasis komunitas, Atma, berhasil melampaui target dan mengantongi lebih dari US$ 5 juta atau sekitar Rp 72 miliar dalam putaran pendanaan awal (pre-seed funding). Pendanaan ini dipimpin oleh AC Ventures dan sejumlah perusahaan seperti GoTo Group, Ula, Kopi Kenangan, dan Xiaomi pun turut bergabung sebagai angel investor.
Atma hadir dengan misi membantu lebih dari 100 juta orang untuk mendapatkan peluang pendapatan yang lebih baik. Edy Tan, Co-Founder dan CEO Atma mengaku menargetkan segmen pekerja berpenghasilan menengah ke bawah dari populasi usia produktif di Tanah Air. Target Atma secara spesifik adalah mereka yang berpenghasilan kurang dari Rp 10 juta per bulan.
“Para pencari kerja di segmen berpenghasilan menengah ke bawah menggambarkan pengalaman mencari kerja sebagai sesuatu yang membawa trauma emosional. Sementara, perusahaan mendeskripsikan pengalaman mencari kandidat sebagai sebagai proses yang random (random walk). Di Atma, kami membangun produk untuk mengubah pengalaman mereka secara keseluruhan.” tutur Edy.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Atma menggunakan first-principle yang membuat kemudahan, interaktivitas, sociability, personalisasi, dan gamifikasi akan menjadi elemen inti dari produk yang mereka hasilkan.
Kondisi pasar kerja saat ini ditandai oleh masalah inefisiensi yang merata meski proses digitalisasi telah terjadi secara masif. Proses rekrutmen yang terjadi di dalam perusahaan, tak jarang memakan waktu sejak perusahaan tersebut mulai mempromosikan lowongan pekerjaan hingga menerima kandidat yang memenuhi syarat untuk diwawancarai.
Proses rekrutmen yang cukup panjang itu, tak jarang membuat calon pekerja merasa diabaikan untuk waktu lama. Berbagai pain point yang dirasakan para pencari dan pemberi kerja sekarang telah mengakar sejak lama. Bahkan, kehadiran era teknologi internet sekalipun belum mampu menghadirkan inovasi berupa solusi menyeluruh terhadap permasalahan ini.
Melihat persoalan tersebut, Atma berusaha menghadirkan solusi produk dalam skala besar untuk memberikan pengalaman yang lebih baik dalam pencarian kerja serta kandidat pekerja.
“Kita sedang memasuki era teknologi berbasis komunitas yang membuat segala sesuatu terpengaruh oleh individu ataupun sekelompok orang. Melalui komunitas, kami dapat memenangkan hati dan ketika kami memenangkan hati, kami memenangkan pasar,” pungkas Edy.
Atma merupakan platform yang dikembangkan berkat pemikiran para pendirinya yaitu Edy Tan dengan pengalamannya sebagai Chief of Driver di Gojek, Chris Gunawan eks Product Executive di Vara, eks Strategic Initiatives Tencent dan Regional Marketing Gojek Susan Suhargo, eks Investor Atlas Asset Management dan Fixed Income Trader HSBC Tim Young, serta mantan CHRO Gojek Monica Oudang.
Dengan pengalaman para pendirinya dan pendanaan baru, Atma berencana untuk lebih meningkatkan kualitas produk dan layanan. Selain itu, mereka juga akan menjalankan strategi go-to-market, dan memperluas tim yang diharapkan mencapai 100 orang pada akhir tahun ini.