Aktivasi menjadi salah satu strategi sebuah daerah untuk menarik wisatawan selain potensi wisata alamnnya. Dengan aktivasi ini, jumlah wisatawan yang berkunjung berpotensi semakin besar. Paling tidak, inilah yang gemar dilakukan oleh pemerintah daerah Banyuwangi. Contohnya, aktraksi Barong Ider Bumi yang digelar selama libur lebaran belum lama ini. Aktraksi ini digelar di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur.
Barong Ider Bumi merupakan ritual tolak bala (bencana) yang sudah turun-temurun dilakukan warga Desa Using (suku lokal setempat) sejak ratusan tahun yang lalu. Ritual ini digelar setiap dua Syawal atau lebaran hari kedua. Tradisi ini ditandai dengan mengarak barong mengelilingi desa yang diakhiri dengan kenduri massal oleh warga di sepanjang jalan desa.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menghadiri Barong Ider Bumi di Bayuwangi, mengatakan Banyuwangi konsisten menjaga tradisi warganya sebagai bentuk mempertahankan kearifan lokal. Anas meyakini, kearifan lokal yang dibangun para leluhur itu dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan alam dan kehidupan warganya.
“Ini adalah cara nguri-nguri budaya yang ditradisikan oleh Banyuwangi. Banyuwangi boleh saja maju, Banyuwangi juga boleh berkembang, tapi budaya Banyuwangi tidak boleh tertinggal dari pergaulan global. Oleh karena itu, sesibuk apapun, kami akan terus menjaga kelestarian budaya, salah satunya lewat balutan festival semacam ini,” kata Anas seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenpar.
Anas juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah pusat khususnya Menteri Pariwisata RI Arief Yahya yang telah mendukung perkembangan pariwisata Banyuwangi.
Acara Barong Ider Bumi diisi oleh berbagai ritual dan kegiatan mulai dari ritual sembur othik-othik. Ritual ini dilakukan dengan cara merebutkan uang koin yang dicampur beras kuning serta bunga. Anak-anak langsung berebut mencari uang yang terjatuh di tanah. Sambil berebut mereka riang gembira, tanpa ada rasa bermusuhan.
Usai sembur othik-othik, seluruh warga mengarak tiga barong using yang diyakini bisa mengusir bencana. Tampak Bupati Anas turut berbaur bersama warga dan sesepuh desa mengikuti prosesi selamatan bersih desa tersebut sambil mengendarai kereta kencana menuju perbatasan desa.
Editor: Sigit Kurniawan