Avrist Assurance Lirik Peluang Besar Bisnis DPLK Milenial dan Gen-Z
Avrist Assurance melihat peluang besar pada bisnis Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan program imbalan kerja bagi karyawan, terutama generasi milenial dan Z. Pasalnya, tingkat penetrasi DPLK pada generasi ini masih terhitung rendah.
Mengacu pada laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2018, jumlah total peserta dana pensiun turun 4,03%, tetapi jumlah peserta aktif Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) tumbuh 5,14%. Meski bertumbuh, hanya 6% dari 77 juta tenaga kerja aktif yang menjadi peserta dana pensiun, sedangkan 94% tidak.
Program DPLK dijelaskan Firmansyah, ASAI VP Head of Pension Department PT Avrist Assurance terbuka bagi masyarakat umum, baik bagi freelance maupun wiraswasta. Mereka dapat memaksimalkan persiapan untuk kesejahteraan di masa pensiun.
“Program DPLK memiliki kelebihan lantaran iuran pensiun yang disetorkan bisa dikategorikan sebagai penghasilan tidak kena pajak. Baik bagi penerima gaji (PTKP) atau dicatat sebagai biaya oleh perusahaan tersebut. Sehingga bagi perusahaan, DPLK ini bisa dijadikan perencanaan pajak (tax planning),” terang Firmansyah di Jakarta, Rabu (28/10/2020).
Saat ini, DPLK Avrist Assurance memiliki dua program unggulan, yakni DPLK Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang dikelola secara individu (individual account) dan DPLK Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP) yang dikelola secara kumpulan (pooled fund).
Berkat strategi tersebut, DPLK Avrist Assurance mampu menorehkan kinerja positif. Tercermin dari aset DPLK yang dikelola tumbuh 18% year on year (YoY) pada Agustus 2020. “Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan kinerja industri DPLK yang hanya tumbuh 12% YoY di Agustus 2020,” jelas Firmansyah.
Avrist Assurance menilai, pemilihan kanal digital sebagai sarana edukasi program pensiun kepada generasi Milenial dan Z relevan dengan kondisi saat ini. Berdasarkan riset Hootsuite mengenai Tren Media Sosial 2020, jumlah pengguna sosial media 58% dari total populasi Indonesia sebanyak 272,1 juta jiwa per Juli 2020.
Bahkan, pengguna internet di Indonesia menghabiskan waktu delapan jam per hari untuk mengakses internet, dan 3,5 jam untuk menggunakan media sosial. Platform yang paling banyak digunakan adalah Youtube (88%), Whatsapp (84%), Facebook (82%), Instagram (79%), dan Twitter (54%).
“Persiapan perencanaan pensiun sedini mungkin bisa menghindari kendala saat seorang individu memasuki usia nonproduktif. Di sisi lain, tabungan tidak menjamin kesejahteraan usia lanjut, sehingga ia bergantung pada anak-cucunya. Ikut program DPLK, individu tersebut bisa menikmati usia senja dengan maksimal,” tutup Firmansyah.