Eksistensi Pertamax sebagai produk andalan PT Pertamina (Persero) sudah tidak asing lagi. Hingga kini, bahan bakar minyak (BBM) dengan RON 92 ini diklaim oleh Pertamina sudah memiliki tingkat brand awareness yang sangat tinggi sejak diluncurkan pada 10 Desember 1999.
Saat ini, Pertamax memiliki performa penjualan cukup baik dan berkontribusi bagus pada pendapatan Pertamina. Bila merunut ke belakang, performa penjualan Pertamax ini beriringan dengan munculnya Pertalite pada tahun 2015. Di saat bersamaan, porsi BBM bersubsidi pun semakin berkurang dan harga Pertamax juga lebih terjangkau.
Hingga pertengahan tahun lalu, Pertamax bersama Pertalite mampu berkontribusi hingga 56% dari penjualan BBM Pertamina. “Saat ini bisa dikatakan Pertamax telah memiliki brand awareness lebih dari 90% di benak konsumen Indonesia,” ujar Dendi T Danianto, Head of Marketing Communication PT Pertamina (Persero).
Selain itu, tim riset MarkPlus, Inc. menemukan bahwa Brand Advocacy Ratio (BAR) dari Pertamax menunjukkan performa yang sangat baik. Pertamax mampu meraih index 0,87 dari 1.0 untuk banyaknya orang yang mengenal Pertamax lalu mereka merekomendasikannya.
Mudahnya, dari 1.000 orang yang disurvei, 870 orang di antaranya merekomendasikan Pertamax sebagai BBM pilihan. Pencapaian ini melampaui Pertalite, Pertamax Tubro, dan Shell di kategori bbm nonsubsidi.
Hasil ini tentu tidak lepas dari upaya branding Pertamax, salah satunya melalui ajang Pertamax Motorsport. Program ini tahun lalu memiliki dua jenis kompetisi, yaitu Pertamax Drift Championship dan Pertamax Drag Bike Championship.
Dengan Pertamax Motorsport Program (PMP), Pertamina mengampanyekan Pertamax sebagai produk unggulan Pertamina kepada masyarakat. Inilah yang menjadi latar belakang pemilihan Pertamax sebagai nama dari dua agenda besar tersebut.
“Pertamax Motorsport pun ditugaskan untuk merepresentasikan kekuatan, ketahanan, dan sebuah produk yang sudah teruji performanya di area ekstrem,” imbuh Dendi. Lebih dari itu, ajang ini menjadi wadah riset bagi Pertamina. Data yang didapatkan dari pelaksanaan ini untuk pengembangan sekaligus pembaruan produk-produk Pertamina di masa yang akan datang.
Editor: Eko Adiwaluyo