Merek tak lagi menunggu konsumen memiliki daya beli saat melakukan kampanye pemasarannya. Konsumen sudah dinilai prospektif bahkan sejak tingkat sekolah dasar. Alasannya sederhana, menanamkan kesadaran merek sejak dini menjadi jalur merek merintis para pembeli anak-anak sebagai konsumen potensialnya.
Mengingat potensinya yang besar, tak sedikit merek yang mulai masuk ke dalam komunitas sekolah untuk sekadar membagikan sampel produk baik makanan, minuman, ataupun produk perawatan diri.
Ada juga merek yang berkolaborasi dengan merek lain dalam membidik calon pembeli ini melalui minat yang digemari para konsumen belia.
Salah satu contohnya PT Ultrajaya Milk Industry yang mulai masuk ke komunitas sekolah-sekolah melalui merek Susu Ultra. Sering kita jumpai merek ini sering melakukan aktivasi ke komunitas sekolah, termasuk sebagai sponsor di acara-acara mereka.
Tak hanya Ultra, banyak pemain fast moving consumer goods (FMCG) merambah komunitas ini, seperti pemain produk perawatan diri dan kecantikan, minuman sehat, hingga aneka kudapan.
Kidzania menjadi contoh lain yang terbilang kreatif. Meski sudah lama hadir, Kidzania konsisten dalam mengedukasi anak-anak berkenalan dengan merek melalui wahana bermain edukatif.
Langkah ini terbilang efektif dalam membangun brand awarenss di kalangan anak-anak. Saat ini, mereka bukanlah pemegang pemegang keputusan pembelian. Namun kelak, mereka bisa menjadi pelanggan potensial.
Potensi ini sangatlah besar. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah siswa di Indonesia mencapai 45,21 juta jiwa pada periode tahun ajaran 2020/2021.
Mayoritas siswa ini berasal dari kalangan SD, dengan jumlah mencapai 24,84 juta siswa. Sebanyak 21,21 juta siswa berasal dari sekolah negeri, dan sisanya yakni 3,63 juta siswa berasal dari sekolah swasta. Memiliki jumlah mayoritas membuat kalangan pelajar layak digarap merek.
BACA JUGA: Mitsubishi dan Kidzania Menghadirkan Pengalaman Otomotif Imersif
Dengan membangun brand awareness sejak dini, merek juga mampu membangun loyalitas para calon pembeli ini. Dan melalui komunitas, loyalitas ini mampu dibangun oleh merek.
Data survei dari Clarus Commerce yang dipublikasikan MarketingCharts menunjukkan bahwa komunitas adalah salah satu pendorong tertinggi agar konsumen loyal terhadap merek.
Dari 2.500 konsumen muda Amerika Serikat yang disurvei, sebanyak 22% konsumen mengatakan bahwa pendorong loyalitas adalah merek yang memiliki relasi yang kuat dengan konsumen melalui komunitas. Sementara faktor tertinggi masih ditempati kualitas produk yang diamini 27% responden.
Beda generasi, beda pula pola belanjanya. Setiap generasi punya preferensi tersendiri terhadap jenis produk yang paling banyak dibeli. Kalangan pelajar atau konsumen muda juga memiliki prioritas dan preferensi sendiri dalam berbelanja.
Data dari studi lain menunjukkan bagaimana anak-anak ini melakukan pembelian. Survei yang dilakukan National Retail Federation menunjukkan bahwa salah satu produk yang paling banyak dibeli oleh anak-anak adalah mainan.
Survei yang dilakukan kepada 2.926 responden di Amerika Serikat pada periode 2019. 87% orangtua yang disurvei mengakui bahwa pengaruh anak-anak menentukan pembelanjaan mereka.
BACA JUGA: Strategi Community Marketing MS Glow
Sebanyak 92% anak-anak melakukan pembelian untuk produk makanan dan minuman. Selain itu, konsumen muda juga banyak menghabiskan uang untuk berbelanja pakaian, dengan 91% responden survei mengiyakan hal tersebut.
Salah satu faktor penentu pilihan produk yang dibeli anak-anak adalah pertimbangan merek tertentu dengan persentase 52% dan fitur penting dalam produk dengan persentase 48%.
Salah satu merek yang membidik konsumen belia ini adalah PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia. Berkolaborasi dengan KidZania Jakarta, perusahaan otomotif ini hadir di taman bermain anak ini dengan menggelar wahana bertema otomotif untuk membidik konsumen belia.
Taman bermain dengan konsep edukasi terkait otomotif ini mampu membidik konsumen dengan minat otomotif.
“Kami sangat senang untuk bisa mengoperasikan kembali establishment kami di KidZania Jakarta dan memberikan pengalaman otomotif yang tak terlupakan bagi para pengunjung,” ujar Atsushi Kurita, Presiden Direktur PT MMKSI.
Dengan melibatkan anak-anak melalui cara yang menyenangkan dan interaktif, perusahaan berharap bisa membangkitkan rasa ingin tahu mereka mengenai industri otomotif dan menjadi inspirasi mereka dalam menentukan cita-cita mereka.
Dalam wahana ini, anak-anak bisa menjajal simulator mobil Mitsubishi seperti Triton, Xpander Cross, New Xpander, Pajero Sport. Melalui simulator ini, anak-anak juga diberikan edukasi dan pemahaman berlalu lintas sejak dini.
Selain itu, ada juga wahana Car Design Center yang memberikan pengetahuan tentang profesi di dunia otomotif. Selain melalui minat otomotif, merek juga bisa masuk membidik potential buyer ini melalui olahraga.
Hal ini dilakukan oleh PT Amerta Indah Otsuka. Perusahaan asal Jepang yang sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1989 ini membidik segmen anak muda hingga dewasa melalui merek Pocari Sweat.
Selengkapnya di Majalah Marketeers Edisi Juli 2023.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz