Sepanjang periode Januari-Juni 2016, total belanja iklan media televisi dan cetak untuk industri telekomunikasi mencapai Rp2,5 Triliun. Jika dilihat trennya, iklan produk kartu SIM card regular cenderung mengalami penurunan nilai belanja iklan dari tahun ke tahun.
Laporan yang diungkapkan Nielsen Advertising Information Services menyebut, sepanjang tahun 2015, belanja iklan untuk produk SIM card mencapai Rp 1,8 triliun. Sementara, tahun sebelumnya mencapai Rp 2,1 triliun. Adapun belanja iklan SIM card untuk periode Januari-Juni 2016 mencapai Rp 1 triliun.
Di sisi lain, iklan untuk produk telekomunikasi yang berkaitan dengan layanan internet terus meningkat. Hingga paruh tahun 2016 saja, nilai belanja iklan untuk produk internet sudah mencapai Rp 500 miliar dan sepanjang tahun 2015 mencapai Rp 600 miliar.
Dalam lima tahun terakhir pesan yang disampaikan oleh iklan-iklan produk telekomunikasi mengalami perubahan. Semula, iklan berfokus pada fungsi dasar komunikasi seperti layanan telepon murah, SMS gratis, atau nada sambung pribadi.
“Kini, iklan fokus pada produk yang lebih menawarkan layanan peningkatan konektivitas seperti bundling handphone dengan paket internet/data, layanan 3G/4G LTE Network ataupun internet cepat dan unlimited,” tulis laporan itu.
Persaingan di antara penyedia jasa layanan telko masih didominasi oleh Telkomsel dengan total belanja iklan sebesar Rp 681 miliar, disusul oleh Indosat Ooredoo dan XL Axiata yang masing-masing menghabiskan Rp 340 miliar dan Rp 276 miliar pada semester pertama tahun ini.
Pemain lainnya adalah Smartfen dengan total belanja iklan sebesar Rp 147 miliar, Hutchison 3 sebesar Rp 62 miliar dan Internux (Bolt) sebesar Rp 26 miliar.
Walaupun mempunyai nilai belanja iklan yang cukup bervariasi di antara penyedia jasa layanan telekomunikasi, namun ketiga pemain utama tersebut mengalokasikan proporsi anggaran iklan yang serupa untuk produk-produk berbasis internet yang mereka miliki.
Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata masing-masing menggunakan sekitar 40% dari anggaran iklan di media teleivisi media cetak untuk komunikasi yang berkaitan dengan jaringan 4G LTE atau produk paket-paket internetnya.
Smartphone untuk chatting
Di Indonesia, konsumen yang mengakses internet dari perangkat mobile terus mengalami peningkatan dari yang hanya 14% di tahun 2012 kini mencapai 36% di tahun 2016.
Untuk memenuhi kebutuhan akan akses internet, konsumen juga beralih dari perangkat feature phone ke smartphone. Angka yang cukup signifikan terlihat dari kepemilikan smartphone yang meningkat tajam dari hanya 12% pada tahun 2013, kini menjadi 35% pada tahun 2016. Sebaliknya pengguna feature phone menurun dari 67% di tahun 2013 hanya menjadi 38% di tahun 2016.
“Kebutuhan konsumen untuk selalu terhubung satu sama lain dan untuk senantiasa mendapatkan informasi terkini semakin meningkat,” ujar Hellen Katherina, Media Director Nielsen Indonesia.
Hellen melanjutkan, pernyataan itu terungkap dari survei Nielsen Consumer Media View mengenai alasan membeli atau memilih telepon genggam. “20% konsumen menyatakan chatting adalah alasan utama mereka, dan ini meningkat 394% dalam tiga tahun terakhir,” katanya.
Alasan lain dalam membeli atau memilih telepon genggam yang juga meningkat dalam tiga tahun terakhir diantaranya adalah untuk mengikuti tren (+164%), mendengarkan musik (+76%), dan mendapatkan Informasi terbaru (+72%).