Bagaimana Teknologi Digital Dongkrak Ekonomi Indonesia?

marketeers article
Double exposure of success businessman using laptop computer with london building and social media diagram

Teknologi digital menjadi kunci pertumbuhan, produktivitas, sekaligus penghubung guna menghasilkan inovasi produk yang berkualitas dan kompetitif di pasar global. Teknologi digital sebagai ciri dari implementasi Industri 4.0 yang apabila diterapkan diyakini dapat menambah total market ekonomi Indonesia mencapai US$ 200 miliar pada 2030.

Lebih dari 60% kegiatan manufaktur menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dapat diotomatisasi dengan teknologi digital. Perubahan-perubahan ini mendorong dunia menuju masa depan produksi yang terintegrasi,

“Misalnya, nanti perusahaan manufaktur, pemasok peranti, dan pelanggannya akan terhubung pada platform internet of things (IoT). Berdasarkan beberapa hasil studi internasional, penerapan industri 4.0 dapat menambah total market ekonomi kita hingga US$200 miliar di 2030, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi sekitar 1%-2%,” ujar Airlangga di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018).

Bahkan, survei McKinsey (2018) menyebutkan, teknologi digital dapat memberi sumbangsih sebesar US$3 triliun untuk pasar ekonomi global pada 2030. Itu setara dengan 16% lebih tinggi dari total produk domestik bruto (PDB) sedunia pada saat ini.

Perkembangan ekonomi digital dianggap akan mengontrol ekosistem atau cara hidup manusia di masa depan. Contohnya di bidang telekomunikasi, saat ini pilihannya hanya dua, android dan IOS. “Bank bisa saja tidak dibutuhkan karena marketplace sudah menyediakan layanan penjualan, pembayaran dan pengiriman. Selain itu, financial market sekarang berbeda, sudah konvergen dengan teknologi. Dengan teknologi, semua data bisa terbuka, terekspos kepada pasar,” papar Airlangga.

Karenanya, papar Menperin, 17 juta tenaga kerja yang dimiliki Indonesia harus dimaksimalkan kemampuan dan kapasitas digitalnya pada tahun 2030. Total jumlah tenaga kerja tersebut meliputi satu juta profesional digital, termasuk insinyur perangkat lunak, ilmuwan komputer, dan analisis tingkat lanjut.

Selanjutnya, tiga juta fasilitator digital yang dapat memperkenalkan praktik digital kepada orang-orang dengan pengalaman digital terbatas, dan 13 juta pemimpin digital-savvy (akrab dengan teknologi) yang bisa menjadi memimpin timnya menjadi juara.

Lebih lanjut, teknologi industri 4.0 dinilai akan memberdayakan tenaga kerja di sektor manufaktur, dengan sepertiga tugas mereka hampir sepenuhnya mengalami otomatisasi. Hal ini dapat mengalihkan fokus dari pelaksanaan tugas yang berulang dan tidak efisien kepada penciptaan inovasi.

“Jadi, teknologi industri 4.0 akan menghasilkan pertumbuhan inklusif dan membawa manfaat ke luar dinding pabrik. Ada potensi produk dan layanan baru bagi masyarakat dan mendukung lingkungan dengan mengoptimalkan konsumsi sumber daya,” imbuhnya.

Related