Meskipun volatilitas masih membayangi pasar finansial Indonesia, Bahana TCW Investment Management menilai kondisi makro ekonomi nasional masih tetap positif dalam jangka panjang. Hal ini tercermin dari penerimaan pajak di kuartal satu yang meningkat 16,21% dibandingkan kuartal satu tahun lalu. “Penerimaan pajak ini memberi efek positif bagi pertumbuhan ekonomi, terutama dapat mengurangi supply risk obligasi negara,” kata Budi Hikmat, Direktur Strategi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Investment Management.
Kenaikan peringkat kredit Indonesia dari Baa3 menjadi Baa2 dengan proyeksi stabil dari Moodys Investors Service juga menjadi payung positif bagi kestabilan ekonomi Indonesia, khususnya mengurangi risiko gagal bayar.
Daya beli masyarakat pun mulai membaik, ditandai dengan penjualan sepeda motor di bulan Maret yang naik hampir 22% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini juga diperkuat dari pertumbuhan M1 (uang beredar), berhubungan positif dengan penjualan kendaraan hingga kinerja IHSG. Untuk itu, kami berharap Pemerintah segera menyalurkan belanja pemerintah untuk mendorong konsumsi masyarakat.
Melihat volatilitas yang masih terjadi di pasar saham, Bahana TCW masih melihat produk reksa dana berbasis obligasi masih menjadi favorit kalangan investor di kuartal dua tahun ini. “Investor mencari imbal hasil yang lebih pasti dan aman. Sementara, mereka masih menghindari pasar saham karena volatilitas yang tinggi,” ungkap Edward P Lubis, President Director PT Bahana TCW Investment Management.
Oleh karena itu, ungkapnya, produk investasi seperti protective fund dan pasar uang dalam durasi pendek paling banyak diminati. Edward mengungkapkan, saat ini Bahana aktif mencari kupon obligasi dan Medium Term Notes (MTN) korporasi dengan rating mulai dari A hingga A minus. Hal ini sesuai dengan banyaknya permintaan investor untuk menambah jumlah investasinya di reksa dana pendapatan tetap maupun terproteksi.
Soni Wibowo, Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif Bahana TCW, mengungkapkan, total dana kelolaan yang dipegang anak usaha Bahana Pembinaan Usaha Indonesia ini telah mencapai Rp 52 triliun dibandingkan kuartal satu tahun lalu. Produk reksa dana pendapatan tetap masih menjadi pilihan favorit para investor, yakni sekitar Rp 12-15 triliun rupiah, atau 21% dari total AUM. Di samping itu, reksa dana terproteksi memiliki 20,8% atau sekitar Rp 10-12 triliun. Sementara, total dana kelolaan reksa dana pasar uang sebesar Rp 8 triliun.