Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mencatat aliran investasi ke ASEAN pada tahun 2022 tumbuh hingga mencapai 5%. Capaian itu telah melampaui pertumbuhan investasi level global dan negara-negara maju.
“Sangat kontras perbedaan arus investasi ke negara berkembang yang naik 4% dengan arus investasi global dan juga negara maju. Arus investasi ke Asia Tenggara bahkan meningkat hingga 5%, melampaui level global dan negara maju. Menteri-menteri Asia Tenggara telah berhasil dalam hal menarik investasi ke kawasan ini,” kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (20/8/2023).
Hal itu disampaikan Bahlil dalam ASEAN Investment Area (AIA) Council Meeting ke-26 di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/8/2023) yang dihadiri oleh seluruh anggota ASEAN serta perwakilan United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD). UNCTAD melalui laporan Special ASEAN Investment Report (AIR) 2023 memotret pertumbuhan investasi ASEAN 2022 yang naik 5% dengan total investasi US$ 224 miliar.
BACA JUGA: 3 Tips Memilih Instrumen Investasi yang Tepat bagi Perempuan
Capaian ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah di tengah arus investasi dunia yang turun hingga 12% pada tahun yang sama. Penurunan pertumbuhan investasi tersebut didominasi oleh negara-negara maju yang dipacu oleh perang Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan kenaikan harga pangan serta energi dunia.
Menanggapi laporan tersebut, Bahlil selaku AIA Council Chair menyampaikan data tersebut sejalan dengan tema Keketuaan Indonesia ASEAN 2023 bahwa kawasan ini menjadi pusat pertumbuhan dunia atau Epicentrum of Growth. Namun, Bahlil menekankan pentingnya mengedepankan asas pemerataan investasi lantaran menurutnya aliran FDI kebanyakan hanya dinikmati oleh kurang dari 1% penduduk ASEAN.
“Konsentrasi FDI pada segelintir golongan akan mengancam kesatuan ASEAN di masa depan. Pada 2022, 60% FDI yang masuk ke ASEAN hanya dinikmati oleh kurang dari 1% penduduk ASEAN. Ke depan, ASEAN perlu lebih memupuk kolaborasi secara konkret dalam upaya promosi dan fasilitas investasi agar ASEAN betul-betul dapat menjadi satu komunitas, satu rumah, satu keluarga,” ujarnya.
BACA JUGA: Investasi Masa Depan, PGN Saka Jalankan Liability Management 2023
Laporan UNCTAD juga menggarisbawahi pertumbuhan manufaktur di ASEAN yang meningkat tajam. Pada tahun 2020 masa pandemi pertumbuhan manufaktur tetap tumbuh mencapai US$ 11 miliar dolar saat seluruh dunia juga terpuruk. Namun, pemulihan di ASEAN berlangsung cepat.
Terbukti pada 2021 mengalami lonjakan pertumbuhan 400% menjadi US$ 55 miliar dolar dan tetap mampu naik pada tahun 2022 sebesar US$ 62 miliar. Adapun Pertemuan AIA Council yang ke-26 merupakan bagian dari ASEAN Economic Ministers’ (AEM) Meeting yang dihadiri oleh perwakilan dari sepuluh negara ASEAN yang membidangi terkait isu investasi.
UNCTAD didukung oleh pemerintah dalam menyusun kajian Special ASEAN Investment Report (AIR) 2023. Kajian ini memuat tema International Investment Trends: Key issues and policy options, yang secara garis besar membahas tren FDI global dan kebijakan-kebijakan terkait FDI di dunia, isu-isu baru yang muncul, serta pilihan kebijakan terkait isu-isu baru dimaksud.