Bahlil Lahadalia Klaim Kantongi Rp 200 Triliun untuk Pembangunan IKN
Pemerintah mulai melakukan pembangunan infrastruktur dasar kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Ditargetkan pada tahun 2024, pembangunan dapat selesai dan bisa digunakan untuk upacara Kemerdekaan Indonesia ke-79.
Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim pembangunan tersebut tidak akan terkendala masalah permodalan. Pasalnya, hingga sekarang telah disepakati komitmen investasi yang jumlahnya mencapai US$ 200 miliar atau setara Rp 312 triliun (kurs Rp 15.600 per US$).
BACA JUGA: Investasi RI Kuartal III Tembus Rp 307,8 Triliun, Didominasi Modal Asing
“Angkanya tidak akan mengecewakan. Artinya saya mau sampaikan bahwa minimal Rp 200 triliun itu bisa diwujudkan dalam pembangunan proyek IKN di tahap pertama,” kata Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/10/2022).
Menurutnya, investor yang telah berjanji menanamkan modalnya, yakni dari Uni Emirat Arab (UEA). Negara tersebut sudah menyatakan kesanggupannya menjadi investor di IKN.
BACA JUGA: Hermawan Kartajaya: 2022 dan 2023 Momentum untuk Investasi
Bahlil menyebut selain UEA, ada beberapa negara lain yang tertarik menggelontorkan dana segar untuk pembangunan IKN. Di antaranya seperti China, Korea Selatan, Taiwan, dan Eropa yang telah menyampaikan penawarannya untuk disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kami targetkan tahun 2022 ini ada secercah harapan karena mereka masuk di IKN sudah firm itu US$ 20 miliar dan sudah masuk beberapa investasi,” ujarnya.
Dengan adanya proyek tersebut, Bahlil optimistis pada tahun depan realisasi investasi dapat mencapai target yang telah ditetapkan sebesar Rp 1.400 triliun. Meskipun di tengah situasi ketidakpastian ekonomi, para pemodal masih menganggap Indonesia sebagai lokasi yang menarik untuk tujuan investasi.
“Meskipun tahun depan diperkirakan kondisi ekonomi sangat gelap, kami optimistis bisa mencapai target investasi. Sejauh ini investor di luar negeri masih melihat Indonesia sebagai wilayah yang seksi untuk investasi karena stabilitas politik yang sangat terjaga,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk