Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menawarkan kerja sama perdagangan karbon dengan Inggris. Upaya ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kedua belah pihak.
Bahlil mengatakan pemerintah Indonesia sedang merumuskan regulasi mengenai pasar karbon dan harga karbon. Dengan potensi yang cukup besar, dia menjamin hal ini dapat menjadi peluang besar yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
BACA JUGA: Naik 54%, Investasi Sektor Manufaktur Tembus Rp 365 Triliun
“Satu sisi kami memiliki sumber daya alam yang melimpah dan Inggris mempunyai teknologi, modal, dan pasar yang cukup. Ini adalah langkah awal yang baik. Saya berpikir bahwa hubungan kedua negara ini harus kita tingkatkan dalam perspektif ekonomi dan khususnya investasi,” kata Bahlil melalui keterangannya, Jumat (28/10/2022).
Bahlil mengapresiasi setinggi-tingginya atas terjalinnya kerja sama investasi Inggris dengan Indonesia dan ini merupakan sebuah proses bersejarah dalam rangka membangun hubungan kerja sama investasi kedua negara. Dia mengajak pemerintah Inggris untuk berkolaborasi dengan memanfaatkan kelebihan dari masing-masing negara.
BACA JUGA: Bahlil Lahadalia Klaim Kantongi Rp 200 Triliun untuk Pembangunan IKN
Sementara itu, Lord Dominic Johnson, Menteri Investasi Inggris berpendapat pentingnya optimalisasi dan realisasi peluang sehingga kerja sama dapat terwujud dengan konkret antar kedua negara. Dia mengungkapkan hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Inggris masih terlalu kecil.
Di satu sisi, Inggris banyak membutuhkan sumber daya alam dari Indonesia dan di sisi lain Indonesia memerlukan investasi dari Inggris.
“Harapan saya, kita harus meningkatkan hubungan ekonomi dan dagang antara Indonesia dan Inggris. Tentunya kami harap ke depan juga dapat menjalin kerja sama yang lebih menguntungkan dan saling membutuhkan satu sama lain,” ujar Johnson.
Terkait dengan isu perdagangan karbon, Johnson juga menyatakan pemerintah Inggris akan dengan senang hati menjajaki peluang bagi kedua negara terkait kerja sama di bidang perdagangan karbon. Hal ini akan didiskusikan lebih lanjut olehnya saat melakukan kunjungan ke Indonesia pada kegiatan B20 di Bali bulan November mendatang.
Adapun ruang lingkup kerja sama ini mencakup pertukaran informasi terkait kebijakan, regulasi, prosedur, insentif, permasalahan, dan peluang-peluang potensial mengenai investasi dari masing-masing pihak, mempromosikan dan memfasilitasi masuknya investasi di kedua negara (inward dan outward investment). Langkah ini terutama di sektor-sektor prioritas, dan membantu investor potensial dengan menyediakan layanan menyeluruh (end-to-end), serta melakukan kerja sama dalam penyelenggaraan pertemuan bisnis.
“Termasuk pula mengoptimalkan posisi Inggris sebagai pusat (hub) bagi Indonesia untuk menjajaki pasar di negara-negara persemakmuran, Eropa dan Amerika Serikat (AS),” ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi periode Januari hingga September tahun 2022 mencapai Rp 892,4 triliun atau 74,4% dari target yang ditetapkan sebesar Rp 1.200 triliun. Pada periode ini, Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi Inggris di Indonesia berada pada peringkat ke-10 dengan total sebesar US$ 507,7 juta.
Editor: Ranto Rajagukguk