Bahlil Ungkap Potensi Investasi Hilirisasi Capai US$ 618 Miliar Tahun 2040

marketeers article
Bahlil Lahadalia (FOTO: Dok Kementerian Investasi/BKPM)

Indonesia terus melakukan kebijakan hilirisasi industri guna meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian nasional. Kebijakan ini akan diperluas tidak hanya di sektor pertambangan, namun juga di sektor perekonomian lain seperti perikanan, kehutanan, kelautan, dan pertanian.

Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan, saat ini pemerintah telah membuat masterplan untuk mewujudkan hilirisasi industri secara menyeluruh. Ditargetkan sebanyak 20 sektor komoditas akan diterapkan kebijakan hilirisasi.

BACA JUGA: Perluas Hilirisasi, Jokowi Bakal Setop Ekspor Kopi hingga Kakao Mentah

“Kalau mampu kita lakukan semuanya, total investasinya sampai dengan tahun 2040 itu sebesar US$ 618 miliar,” kata Bahlil dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (9/10/2024).

Menurutnya, dari seluruh potensi investasi hilirisasi itu mayoritas didominasi oleh sektor minyak dan gas (migas). Tercatat, sektor energi fosil ini berkontribusi sebesar 91%.

BACA JUGA: Jokowi Ungkap Freeport Hasilkan 60 Ton Emas per Tahun

Bahlil menyebut, hilirisasi merupakan jalan tengah yang harus dilakukan pemerintah dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi pemerintahan baru untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Selain itu, langkah ini bisa digunakan untuk mengejar target peningkatan pendapatan per kapita sebesar US$ 10.000 pada tahun 2029.

“Jika 50%-nya saja kita mampu eksekusi, berapa trigger ekonomi yang didapatkan Indonesia? Ini bisa digunakan untuk mendapatkan target-target yang sudah ditetapkan,” kata dia.

Di sisi lain, Bahlil mengklaim hingga saat ini kebijakan hilirisasi industri telah berjalan sesuai dengan rencana. Misalnya, di sektor pertambangan regulasi ini bisa meningkatkan nilai tambah.

PT Freeport Indonesia (PTFI) yang telah membangun smelter di Gresik, Jawa Timur bisa menghasilkan 60 ton emas per tahun. Lalu ada pula PT Amman Mineral International Tbk menghasilkan 18 ton emas per tahun.

Bahlil mengklaim investasi smelter ini merupakan pabrik pengolahan single line terbesar di dunia. Adapun nilai investasinya mencapain US$ 3 miliar.

“Jadi dari dua perusahaan ini sudah bisa menghasilkan emas 78 ton per tahun. Dulu sebelum ada kebijakan hilirisasi, tidak ada itu barang,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS