Bangkit Setelah Pandemi, Ini Strategi yang Harus UKM Siapkan

marketeers article
Sumber: 123RF

Pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai industri mengalami tantangan, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah (UKM). Terlebih, dengan adanya ancaman resesi ekonomi global dan tantangan eksternal lainnya di luar pandemi. 

Dalam hal ini, sektor tersebut harus bisa resilient. Lantas, strategi apa yang harus mereka lakukan untuk tetap bertahan dan tumbuh pascapandemi? Eddy Satriya, Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing Kemenkop UKM menyampaikan ada beberapa strategi yang bisa dilakukan UKM. 

BACA JUGA: Erick Thohir Minta Hipmi Atasi Kesenjangan Bisnis Pelaku UKM

Pertama, sebelum berinovasi, fokus terlebih dahulu dengan usahanya, dibesarkan dulu. Setelah itu, mulai expand dan diversifikasi.

“Kurangi dulu jatuh bangunnya. Disesuaikan, difokuskan usahanya, bidangnya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Tahan dulu sampai akhirnya ada timing yang pas untuk expand dan diversifikasi,” kata Eddy dalam Konferensi Maju Digital GoTo, Kamis (27/10/2022).

BACA JUGA: Kemenkop UKM Dorong Industri Wellness Indonesia Mendunia

Kedua, mulai pindah ke ranah digital ketika pasarnya terbentuk dan makin baik. Fokus dulu untuk mencari pasar dan mengembangkannya, baru dimaksimalkan dengan masuk ke platform-platform digital.

“UKM juga harus mampu melihat bagaimana dengan mereka memasuki ranah digital dapat memaksimalkan kebutuhan usahanya. Sebelum masuk ke ranah digital, pastikan kecocokannya dengan usaha kalian. Tidak bisa asal memilih yang ada di pasar, harus disesuaikan dengan kebutuhan. Cari platform yang cocok untuk dimasuki dan mulai bersaing secara sehat,” kata Eddy.

Eddy menambahkan teknologi mendorong berbagai inovasi muncul, sehingga dapat mempercepat UKM untuk maju di berbagai sektor. Namun, jangan terlalu bergantung kepada teknologi. 

“Harus pandai mengatur. Lebih baik 20% untuk fokus berinvestasi ke teknologi. Selebihnya fokus untuk meningkatkan modal, kualitas, dan menjangkau pelanggan,” ujarnya.

Ketiga, perbanyak literasi digital. “Disamping inovasi, UKM juga harus memahami bagaimana memudahkan transaksi pembelian produk mereka. Dengan begitu, mereka bisa mengurangi waktu untuk hal-hal yang lebih efisien dan produktif,” ucap Eddy.

Keempat, jangan lupa untuk tetap mengasah intellectual thinking. Menurutnya, sesederhana apa pun produk yang UKM miliki, pasti bisa dimanfaatkan dan dikembangkan lagi menjadi sesuatu yang lebih unik dan menarik. 

“Bisa dilakukan dengan membaca jurnal-jurnal ilmiah yang ada di internet, atau tips-tips yang ada disitu. Intinya, banyak sekali room for improvement yang bisa kalian dapatkan melalui dunia digital,” tutur Eddy.

Terakhir, jangan lupa untuk branding dan mendaftarkan izin usaha. Pemerintah sendiri telah berupaya untuk membantu UKM yang informal menjadi formal dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2018 terkait Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. 

Dengan ini, UKM bisa mendapatkan izin berusaha dengan penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) secara gratis dengan mendaftarkannya ke sistem OSS-RBA.

“Kami juga akan membantu untuk memfasilitasi BPOM, HAKI, sampai dengan sertifikasi halal. Tidak mudah memang, tetapi kami dari Kemenkop UKM siap untuk memfasilitasi karena sudah ada desk-desk khusus yang menangani. Jadi, kami siap membantu,” kata Eddy.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS