Bangun Advokasi, DFSK Andalkan Pengulas Bertopeng

marketeers article

DFSK masih menyelesaikan tugasnya untuk membangun ekuitas merek dan kepercayaan konsumen. Salah satu cara adalah melaluo jalinan kerja sama dengan para influencer. Di ranah ini, DFSK menggandeng reviewer mobil yang tengah naik daun di Indonesia, yakni reviewer bertopeng tengkorak Motomobi, Fitra Eri, dan Ridwan Hanif. Apa saja yang mereka targetkan bersama ketiga YouTuber ini?

“Saat ini kami menjalin kerjasama dengan ketiganya hanya untuk di GIIAS dan sedang membicarakan untuk program selanjutnya paska pameran ini,” ujar Arviane D.B PR & Digital Manager – Sales Center PT Sokonindo Automobile saat menggelar meet and greet ketiganya bersama para pengunjung GIIAS 2018, Jumat (10/8/2018).

DFSK berharap, kerjasama ini dapat membangun advokasi yang mampu meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk mereka. Menurut Arvianne, di era digital saat ini, influencer atau key opinion leader (KOL) banyak dijadikan kiblat bagi anak muda Indonesia lantaran indenpendensi yang masih terjaga.

Dalam memasarkan produknya, DFSK membidik konsumen keluarga yang baru menikah, first jobber, hingga perempuan yang suka cita rasa City SUV. Target ini pun memang sesuai dengan audiens yang dimiliki oleh ketiga reviewer mobil tersebut.

Lebih dari itu, diharapkan peran KOL ini bisa melahirkan word of mouth dari para audiens mereka. DFSK pun tidak khawatir jika KOL ini menyuarakan hal negatif. Bagi mereka itu adalah bahan untuk pengembangan selanjutnya. Bila ada pengembangan yang harus dilakukan mengenai produk pun DFSK bisa melakukannya dengan mudah karena pabrik mereka memang ada di Indonesia.

“Secara keseluruhan mobil ini bagus. Misalnya, yang saya suka adalah bantingan suspensinya yang terasa pas ketika diisi sedikit oranvg dan tidak lemah ketika penuh terisi tujuh orang,” ujar Fitra Eri.

Meski begitu, Fitra juga menyoroti beberapa kekuarangan kecil. “Tapi, memang mau mobil mahal atau murah tentu ada kekurangannya. Misalnya, pada Glory 580 ini, saya merasakan pegas pada pengaturan kursi saat ingin dilipat dan ditegakkan terlalu berat,” ujar Fitra.

DFSK menerima masukan tersebut untuk pengembangan ke depannya. “Ketika ada komentar negatif kami akan tampung sebagai aspirasi mereka. Masukan itu penting bagi kami ke depannya. Apalagi diproduksi di Indonesia jadi mudah diperbaiki. Semua itu demi kepercayaan masyarakat dan upaya kami dalam membangun brand DFSK,” tutup Arvianne.

Editor: Sigit Kurniawan

Related