Sekolah dan kampus baru bertaraf nasional maupun internasional semakin menjamur di Indonesia. Hal ini menandakan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan dunia pendidikan. Dalam memilih pendidikan pun telah terjadi pergeseran paradigma masyarakat yang semula terpaku pada perguruan tinggi negeri menjadi lembaga pendidikan swasta.
Melihat hal ini, Yayasan Bina Nusantara (Binus) mencoba mengakomodir harapan masyarakat tersebut. Bagi Binus, menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas adalah kunci menjaga kepercayaan masyarakat. Untuk itu, Binus berusaha membangun kualitas akademik yang akan berdampak pada peningkatan kualitas siswa dan mahasiswa agar siap memasuki pasar global.
“Ukuran kualitas pendidikan ini bisa dilihat dari output lulusan sekolah maupun perguruan tinggi kami yang diterima luas di lingkungan masyarakat hingga industri. Sekitar 85% lulusan kami diserap oleh industri, sementara 15%-nya berkiprah di jalur entrepreneur maupun jalur profesional,” kata Bernard Gunawan, Ketua Yayasan Binus.
Binus mempersiapkan para lulusan di dunia kerja dengan membuat program 3+1. Selama tiga tahun Binus menyiapkan mahasiswanya secara akademis dan selama satu tahun mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan magang di industri.
Bukan hanya membekali mereka di dunia kerja, Binus pun menyiapkan program bagi siswa dan mahasiswa yang tertarik menjadi pengusaha. Salah satu keseriusan Binus mencetak pengusaha muda ini seiring kehadiran Binus Entrepreneur Center. Para siswa akan mendapatkan mentoring bagaimana membuat startup.
“Saat ini, sudah banyak produk-produk yang dihasilkan lulusan Binus, seperti Tokopedia. Bukan hanya datang dari para mahasiswa, siswa dari Binus School Serpong pun membuat aplikasi mejakita.com yang bergerak di bidang pendidikan,” tutup laki-laki yang meraih Industry Marketing Champion 2016 untuk Sektor Pendidikan ini.