Nama PT PP (Persero) Tbk menjadi pemain utama dalam bisnis konstruksi nasional dengan menyelesaikan berbagai proyek besar di seluruh Indonesia. Setidaknya eksistensi ini terbangun lebih dari enam dekade. Sebagai salah satu perusahaan kontruksi terbesar di Indonesia, emiten dengan kode saham PTPP ini memiliki visi menjadi perusahaan konstruksi dan investasi terbesar dan berkelanjutan di Asia Tenggara.
Saat ini, perusahaan yang berdiri pada tahun 1953 itu memiliki lima anak perusahaan yang bergerak di beberapa bidang, seperti energi, properti, infrastruktur, dan konstruksi. Pada saat melantai di bursa pada tahun 2010, PT PP merasakan bila hanya bergerak di bidang kontruksi saja, maka biaya yang dikeluarkan sangat tinggi. Sebab itu, salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan masuk ke bisnis lain yang masih dalam lingkaran kontruksi.
Pada tahun 2016, PT PP mengalami kenaikan pendapatan hingga 15,8% (sekitar Rp 16,5 triliun) bila dibandingkan dengan kinerja pada 2015. Dari nilai kontrak Rp 32,6 triliun pada tahun 2016, hampir sebanyak 65% disumbangkan oleh proyek berjenis kontruksi. Pada tahun 2017 ini, PT PP merencanakan untuk meningkatkan jenis proyek yang berjenis pembangkit energi. Tercatat pada tahun 2016, kontrak pembangkit energi yang dilakukan oleh PT PP baru mencapai 18% dan pada tahun 2017 angka ini akan ditingkatkan hingga mencapai 20,8%. Proyek gedung, jalan dan jembatan, dan energi masih berkontribusi terhadap proyek-proyek yang dilakukan oleh PT PP.
Di bawah komando Tumiyana, sebagai Presiden Direktur selama periode 2016-2021, PT PP akan menginvestasikan dana hingga Rp 174 triliun pada beberapa sektor seperti pembangkit energi, bandara, dan perumahan. Dalam menjalankan bisnisnya, PT PP selain mencari profit juga membangun sumber daya manusia dan lingkungan sekitarnya.
Untuk SDM misalnya, PT PP mendirikan corporate university sebagai wadah pengembangan karyawannya. Tumiyana mengatakan kebanyakan pegawai mereka saat ini adalah Gen-Y. Semua sistem kerja pun sudah digital. Jenjang karier karyawan pun sangat diperhatikan dengan saksama guna menjaga kualitas kerja mereka.
Sementara, untuk lingkungan, PT PP cukup dikenal dan terus memperkuat positioning sebagai perusahaan green construction. Dalam menerapkan green construction, terdapat beberapa sasaran yang harus dipenuhi untuk dapat mengurangi atau menghilangkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Beberapa hal tersebut, antara lain optimalisasi lahan, pengendalian kegiatan konstruksi yang memengaruhi lingkungan, dan meminimalisasi terjadinya sampah. Selain itu, PT PP juga menjaga ketersediaan sumber daya energi, menjaga ketersediaan sumber daya air, pengelolaan penggunaan material, dan pengelolaan gedung dan kawasan.
Bisa dikatakan bahwa PT PP merupakan inisiator dari konsep green building di Indonesia, yang telah mereka bangun sedari awal. Begitu juga di sektor properti dan energi, konsep green terus mereka terapkan dan jadikan daya saing.
Saat ini, PT PP juga sedang mengusung konsep Building Information Module (BIM). Melalui konsep ini PT PP bisa melakukan perencanaan dan pengolahan data terkait dengan proyek yang akan dilakukan seakurat mungkin dan memakan waktu yang lebih singkat.
Dengan BIM, PT PP bisa mengetahui gambaran dari proyek yang dilakukan sebelum proyek itu resmi dijalankan. Semuanya melalui informasi dan olahan data yang dilakukan. Bahkan, PT PP juga sudah menerapkan penggunaan augmented reality dan virtual reality sebagai salah satu sarana perencanaan pembangunan proyek-proyeknya. Berbagai terobosan itulah yang mengantarkan Tumiyana meraih The Best Industry Marketing Champion 2017 dari Sektor Building Material & Construction.