Bank Indonesia Putuskan Naikkan Suku Bunga Acuan ke 4,75%

marketeers article
Bertambah 29, Total Peserta BI-FAST Menjadi 106 Bank. (FOTO: 123rf)

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75%. Dengan demikian, ini sudah kali ketiga bank sentral mengerek BI7DRR sejak kenaikan pertama kali pada Agustus 2022.

Kenaikan tersebut membuat suku bunga Deposit Facility menjadi 4,00%, dan suku bunga Lending Facility ke 5,50%. 

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 4,75%,” kata Perry Warjiyo, Gubernur BI dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

BACA JUGA: ISEF 2022 Catatkan Transaksi Senilai Rp 27,6 Triliun

Dia menuturkan keputusan menaikkan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi (overshooting). Hal ini juga memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023.

“Serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat semakin kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat,” ujarnya.

BACA JUGA: Survei Bank Indonesia: Indeks Keyakinan Konsumen September Turun

Dia memastikan BI juga terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi. Selain itu, koordinasi kebijakan dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra strategis dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) terus diperkuat melalui peningkatan nilai tambah (value added) Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. 

“Sinergi kebijakan antara Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal Pemerintah dan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan,” ucapnya.

PT Bahana Sekuritas sebelumnya memperkirakan BI menaikkan suku bunga acuan hingga menjadi 5% pada kuartal I 2023. Dengan skenario itu, bank sentral diperkirakan mengerek suku bunga sebanyak 75 basis points (bps) pada kuartal IV 2022 dan kuartal I 2023.

“Untuk tahun ini, sikap moneter yang hati-hati sebagian besar diharapkan mengingat potensi lingkungan risk-off dari perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan,” tulus Bahana Sekuritas dalam laporannya.

Dot plot Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), yang dirilis kemarin menunjukkan sikap yang lebih hawkish daripada yang diantisipasi pasar, yang berarti BI mungkin perlu tetap berhati-hati. Setiap akhir triwulan, The Fed akan memberikan proyeksi arah kebijakan suku bunganya yang terlihat dari dot plot. 

Setiap titik dalam dot plot tersebut merupakan pandangan setiap anggota The Fed terhadap suku bunga. Pada dot plot yang dirilis, Otoritas Moneter AS mengisyaratkan kenaikan yang lebih besar dalam proyeksi baru yang menunjukkan suku bunga kebijakannya naik menjadi 4,4% pada akhir tahun ini sebelum mencapai 4,6% pada 2023 atau naik dari proyeksi Juni masing-masing sebesar 3,4% dan 3,8%.

Related

award
SPSAwArDS