Bank Jago menjadi salah satu institusi keuangan digital dengan sebagian besar nasabah merupakan milenial dan Gen Z. Para generasi ini selalu ingin kebutuhan hidupnya dimengerti, maka human-centric marketing jadi pendekatan yang tepat untuk digunakan.
Melihat fenomena ini, Bank Jago pun membangun aspirasi untuk selalu meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang, yaitu para nasabah melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan atau life-centric.
Untuk target market yang Bank Jago sasar adalah mass market dan mid segment, baik individu dan UMKM. Para nasabah ini dapat memilih layanan perbankan digital yang dimiliki, yaitu perbankan konvensional atau syariah.
Pemilihan ini tentu secara langsung didasari oleh kebutuhan dan keinginan dari calon nasabah itu sendiri. Kedua jenis layanan tersebut sama-sama memiliki kapabilitas dan kompetensi yang sama bagusnya.
Untuk dapat dekat dan menjadi bagian dari kehidupan para nasabah, Bank Jago tertanam dalam dan bermitra dengan ekosistem digital. Tujuannya untuk dapat membantu nasabah dalam memenuhi kehidupan sehari-hari.
“Keseharian itu kan sudah pakai gadget ya? That’s why kita juga harus ada disana. Jadi enggak perlu nasabah itu mencari kita. We are there for them. Kapan pun bisa diakses,” kata Irene Santoso, Head of Consumer Business Customer Value Management Bank Jago di Kantor Bank Jago, Jakarta (30/08/2023).
BACA JUGA: Demi CX, Bank Jago Lakukan Open Innovation Bersama ADVANCE.AI
Salah satu cara untuk dapat life-centric adalah dengan empati terhadap pain points pelanggan yang diwujudkan dalam inovasi yang dibangun oleh Bank Jago. Irene memberikan contoh pain point nasabah yang dijadikan inovasi fitur dalam aplikasi Bank Jago.
Nasabah sering kali memiliki beberapa keperluan pengeluaran, seperti belanja, pendidikan dan hiburan. Pengeluaran yang tidak dipisahkan bisa saja tercampur dan pengelolaan uang menjadi berantakan dan tidak sesuai kebutuhan.
Jika ingin memisahkan uang dengan membuka beberapa rekening sesuai keperluan akan merepotkan. Oleh karena itu, Bank Jago memberikan layanan kantong atau lock pocket yang berguna untuk memisahkan uang berdasarkan kebutuhan pengeluaran secara disiplin.
Inilah narasi yang digunakan Bank Jago untuk dapat membuat human-centric marketing yang dapat begitu dekat dengan kehidupan para nasabah.
“Nasabah itu ada di digital ecosystem Indonesia, the next step after our app adalah kita juga mau layanan ini terintegrasi disana, sehingga diakses seamlessly,” ucap Irene.
Beberapa fitur lain yang didasari oleh pain points dalam kehidupan nasabah sehari-hari, antara lain analisis pengeluaran, sharing pocket, dan fitur perencanaan pengeluaran. Untuk memperkuat hasil riset Bank Jago dalam berempati dan memahami pain points nasabah, Bank Jago selalu mencoba untuk mendengarkan dan berkomunikasi dengan nasabah.
Aktivitas empati yang dilakukan pun beragam, mulai dari Focus Group Discussion (FGD), survei, mendengar feedback audiens di media sosial, dan 24/7 customer service siap sedia untuk melayani nasabah pada layanan Tanya Jago.
BACA JUGA: HMNS Gaet Hati Gen Z Lewat Pendekatan Humanis
Editor: Ranto Rajagukguk