Di tengah pandemi COVID-19, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan kredit 13,6%. Kontribusi kredit UKM tumbuh sebesar 20,4%. Sektor UKM perdagangan serta pertanian menjadi sektor yang mendorong pertumbuhan.
“UKM di Jawa Timur tidak terlalu besar terpengaruh pandemi seperti daerah lain, terutama di sektor perdagangan. Terdapat potensi di sektor-sektor lain, terutama pertanian. Di sektor pertanian, penyaluran kredit kami tumbuh 33%,” ujar Ferdian Timur Satyagraha, Pejabat pengganti sementara (Pgs) Direktur Utama Bank Jatim dalam acara Industry Roundtable: Surviving The COVID-19, Preparing The Post, Selasa (02/06/2020).
Di sisi lain, nonpeforming loan (NPL) gross Bank Jatim naik sebesar 0,49% dengan kontribusi terbesar dari sektor perdagangan disusul dengan industri pengolahan dan konstruksi. Melihat kenaikan pada nilai NPL, Bank Jatim mulai memfokuskan diri pada sektor yang tidak terlalu terdampak dari krisis pandemi, yaitu sektor perkebunan tebu.
Selain itu, selama beberapa tahun terakhir dan hingga saat ini, CASA rasio Bank Jatim tetap stabil komposisinya di atas 65%. Adanya nilai tersebut membuat pendapatan Bank Jatim tumbuh sebesar 2% per April 2020.
“Jadi kami menjaga dana funding murah ini untuk menjadi backbone untuk profitable kami. Harapannya sampai akhir tahun tetap akan positif,” pungkas Ferdian.
Melihat adanya tantangan selama COVID-19 serta adanya peningkatan dalam penyaluran kredit dari berbagai sektor, terutama UKM, Bank Jatim pun melakukan berbagai strategi untuk tetap menjaga pendapatan serta profit mereka agar tetap positif. Dengan terus menyasar kebutuhan konsumen, yaitu masyarakat dan pemerintah, Bank Jatim melakukan digitalisasi. Di ranah pemerintahan, Bank Jatim memiliki Elektronik Keuangan Derah yang dapat mendukung berbagai keperluan keuangan pemerintahan daerah.
“Konsep paling baru adalah kami mendukung marketplace yang dibentuk oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Lumbung Pangan. Kami menyiapkan akun virtual sebagai backbone teknologinya. Kami pun akan mereplika program ini ke berbagai daerah dengan tujuan membangun perdagangan ataupun pertumbuhan ekonomi di Jatim,” jelas Ferdian.
Sedangkan untuk masyarakat, Bank Jatim mempermudah penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) melalui akun virtual. Sehingga, penyaluran dana bantua tepat ke masyarakat yang membutuhkan.
“Kami berharap melalui strategi-strategi tersebut, di akhir tahun optimisme positif tetap terbangun dengan baik seperti pada lending growth atau deposit growth. Kemudian juga likuiditas kami terjaga diatas 100%. Tapi tantangan sebenarnya adalah lending growth kami yang di bawah 70% yang dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan atau laba,” tutup Ferdian.
Editor: Eko Adiwaluyo