Penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) terus diakselerasi oleh Bank Mandiri (BMRI) untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal itu pun diwujudkan lewat keterlibatanya dalam Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon).
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan perusahaan memiliki komitmen untuk terlibat dalam penurunan emisi dan mendorong ekonomi rendah karbon dalam berbagai tindakan nyata.
“Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan aksi Bank Mandiri dalam membeli 3.000 ton karbon pada perdagangan perdana di Bursa Karbon Indonesia,” kata Alexandra Askandar dikutip dari website Bank Mandiri, Selasa (3/10/2023).
Menurutnya, aksi pembelian kredit karbon merupakan bentuk dukungan BMRI terhadap perdagangan karbon Indonesia dan upaya Bank Mandiri untuk menurunkan emisi karbon. Ia pun menekankan keberadaan bursa karbon penting bagi Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca demi tercapainya Net Zero Emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat.
BACA JUGA: BEI Resmi Terima Izin Operasi Bursa Karbon Indonesia
Selain ikut membeli karbon, BMRI sebelumnya juga terlibat langsung dalam proses persiapan peluncuran Bursa Karbon Indonesia. Bank Mandiri secara aktif berdiskusi dengan regulator dan pelaku pasar, serta menjadi satu-satunya pembicara dalam bidang perbankan dalam Seminar Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Peluang Perdagangan Karbon di Indonesia yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Setelah Bursa Karbon Indonesia beroperasi, BMRI menanti terbitnya peraturan teknis yang mengatur peran lembaga keuangan dan perbankan dalam perdagangan karbon. Peraturan teknis tersebut merupakan turunan dari Peraturan OJK (POJK) Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon Indonesia.
“Kami dengan aktif melakukan koordinasi bersama OJK untuk mempersiapkan keikutsertaan BMRI dalam pasar karbon. Harapannya, Bank Mandiri dapat berperan sebagai katalisator bagi sektor riil dan bertindak nyata dalam pengurangan emisi operasional,” ucapnya.
BACA JUGA: PLN Bakal Masuk Bursa Karbon, Klaim Bisa Jadi Trader Terbesar di RI
Tak hanya mendukung bursa karbon, BMRI juga konsisten melakukan berbagai inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan visi ‘Becoming Indonesia’s Sustainability Champion for a Better Future’, BMRI menjadi bank pertama di Indonesia yang meluncurkan kartu ramah lingkungan, yakni kartu prepaid (e-money) dan kartu debit dari plastik daur ulang (R-PVC) serta cardless credit card yang berpotensi dapat menurunkan emisi sebesar 2.250 ton CO2 eq per tahun.
Selain itu, bank BUMN tersebut juga terus berinovasi untuk menurunkan emisi karbon melalui kegiatan operasionalnya. Di antaranya, dengan menciptakan fitur digital carbon tracking dan melakukan carbon off-setting melalui nature based-solution (NBS).
Bank berlogo pita emas ini juga menerapkan green operation yang di antaranya melalui proses digitalisasi proses bisnis, menggunakan electric vehicle sebagai kendaraan operasional, pemasangan panel surya, serta optimalisasi air daur ulang di kantor operasionalnya.
Editor: Ranto Rajagukguk