PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melaporkan sepanjang Juni 2023 menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp 248,17 triliun. Perseroan meraih peningkatan kredit sebesar 7,96% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Susana Indah Kris Indriati, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri menuturkan pembiayaan tersebut disalurkan ke berbagai subsektor, seperti jalan, transportasi, minyak dan gas bumi (migas) dan energi terbarukan, tenaga listrik, telematika, perumahan rakyat dan fasilitas kota, hingga konstruksi. Kredit yang dikucurkan oleh bank, termasuk untuk pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat.
BACA JUGA: Kinerja Tumbuh, Bank Mandiri Raih 5 Penghargaan ASA Awards 2023
“Ini merupakan kiprah Bank Mandiri selama 25 tahun terakhir untuk terus konsisten menjadi salah satu pendukung penguatan infrastruktur Tanah Air di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” kata Susana Indah melalui keterangannya, Selasa (19/9/2023).
Menurutnya, penyaluran kredit infrastruktur bank bersandi saham BMRI tersebut paling banyak disalurkan untuk subsektor transportasi yang melonjak 14,85% yoy menjadi Rp 68,81 triliun per Juni 2023. Lalu, tenaga listrik mengalami peningkatan 14,33% yoy menjadi Rp 48,49 triliun.
BACA JUGA: Dorong Sustainable Financing dan Inovasi, Bank Mandiri Dukung AIPF
Kemudian, kucuran kredit infrastruktur untuk pembangunan jalan tumbuh 12,54% yoy menjadi Rp 47,01 triliun. Termasuk pula untuk subsektor telematika naik 8,53% yoy menjadi Rp 30,61 triliun pada paruh pertama 2023.
Susana Indah melihat peluang sektor infrastruktur akan terus meningkat ke depannya. Berdasarkan riset tim Bank Mandiri, belanja infrastruktur meningkat untuk RAPBN 2024 sebesar Rp 422,7 triliun atau naik 5,8% dari outlook APBN 2023 yang sebesar Rp 399,6 triliun.
Selanjutnya, arah kebijakan infrastruktur 2024 akan difokuskan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan Ibu Kota Negara (IKN) serta mendukung sentra pertumbuhan baru. Hal ini membuktikan pembangunan infrastruktur masih dibutuhkan sebagai salah satu mesin pencetak perekonomian yang berkelanjutan ke depannya.
“Oleh sebab itu, kami akan konsisten mendukung pembiayaan infrastruktur dari hulu ke hilir dengan expertise yang relatif komplit dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian. Terlebih, Bank Mandiri memiliki likuiditas yang memadai dalam mewujudkan terus melaju untuk Indonesia maju,” ujarnya.
Sementara itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, sektor infrastruktur memiliki andil yang cukup besar. Proyek infrastruktur memiliki multiplier effect yang besar dalam perekonomian termasuk penciptaan kesempatan kerja.
Berdasarkan hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri dampak ekonomi proyek infrastruktur yang diprioritaskan pemerintah, yaitu pembangunan jalan tol, light rail transit (LRT) Jabodetabek, Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), pembangunan Bandara Bali Utara, dan kawasaran pariwisata serta industri.
Adapun total nilai proyeknya mencapai Rp 430 triliun, berpotensi meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar Rp 690,5 triliun. Selain itu, terdapat potensi penyerapan 2,4 juta tenaga kerja baru dari pembangunan berbagai proyek infrastruktur.
“Sedangkan secara jangka menengah dan panjang, pembangunan infrastruktur juga bisa berdampak positif bagi industri turunannya seperti pengadaan listrik dan gas, penyediaan akomodasi makan dan minum, transportasi dan pergudangan hingga industri pengolahan dan property,” kata Andry.
Editor: Ranto Rajagukguk