Bank Neo Commerce Targetkan Right Issue Pada Kuartal IV-2022

marketeers article
Tjandra Gunawan, Direktur Utama Bank Neo Commerce. (Sumber: BNC)

PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC), sebagai bank digital melaporkan pertumbuhan kinerja yang positif menjelang Right Issue pada kuartal IV 2022. Bahkan dalam tiga bulan terakhir BNC terus membukukan laba

BNC akan melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD), dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham baru. Dana yang didapat dari PMHMETD ini akan digunakan BNC untuk memperkuat modal inti serta untuk modal kerja pengembangan usaha perseroan, antara lain berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.

“Saat ini kami sudah ditengah-tengah proses pelaksanaan Right Issue dan tentunya akan rampung pada kuartal IV tahun ini,” ujar Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan dalam laporannya.

Pelaksanaan right issue ini juga digunakan untuk pemenuhan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/POJK. 03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum yang mewajibkan setiap bank umum memiliki modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun hingga akhir tahun 2022.

Sebagai langkah BNC dalam mengembangan usahanya, perseroan aktif mengeluarkan produk dan fitur inovatif di aplikasi neobank, yang terbaru yaitu fitur pembayaran QRIS.  Konsistensi BNC dalam memperkenalkan berbagai fitur inovatif tentunya berimbas terhadap peningkatan indikator kinerja perseroan.

Hal ini tercermin dalam laporan keuangan pada Agustus 2022. Perusahaan melaporkan, ada kenaikan atas pendapatan berbasis komisi (fee based income) sebesar 11,05% menjadi Rp 230,9 miliar dibandingkan dengan posisi Juli 2022, yang sebesar Rp 207,9 miliar dan naik 88,10% dari Rp 122,8 miliar pada Desember 2021. Performa ini didapat dari jumlah nasabah BNC yang saat ini sudah berjumlah lebih dari 19 juta.

“Di sini, kami selalu memberikan layanan keuangan yang terbaik dengan terus menambah fitur-fitur dan produk-produk inovatif. Produk ini ditujukan sebagai solusi atas kebutuhan finansial dan transaksi Nasabah,” tutup Tjandra

Related