Pemerintah terus mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong transisi sektor usaha informal menuju formal.
Direktur P3DN Kementerian Perdagangan (Kemendag) Krisna Ariza mengatakan jumlah sektor usaha informal masih besar dengan persentase 91,95% atau 46,25 juta badan usaha. Sementara itu, badan usaha di sektor formal masih sangat kecil, yakni 4,05 juta.
“Kemendag mendorong pelaku UKM untuk memutakhirkan legalitas yang ada dan bagi yang belum memiliki izin agar dapat segera mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB). Hadirnya NIB ini bukan saja mempermudah pelaku UKM untuk mendapatkan perizinan secara online, tetapi juga bisa meningkatkan kapabilitas mereka dengan kemudahan untuk melakukan ekspor ke luar negeri,” kata Krisna dalam acara Ngobrol Pintar UKM yang digelar secara virtual oleh Marketeers, Rabu (11/1/2023).
BACA JUGA: Buruh Desak Pemerintah Naikkan Upah Berdasarkan Inflasi
Ini juga sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan jumlah wirausahawan di Indonesia. Pada tahun 2022, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat setidaknya jumlah wirausahawan di Indonesia mencapai 3,47% dari total penduduk.
Pemerintah menargetkan pada tahun 2024, persentase tersebut naik hingga mencapai 4% dari total penduduk. Selain itu, pemerintah juga mendorong agar UKM memiliki andil yang besar terhadap perdagangan global.
Sekitar 77,28% eksportir Indonesia adalah UKM pada tahun 2020. Namun, kontribusi UKM terhadap kinerja ekspor Indonesia tercatat hanya 15,6% dari total nilai ekspor pada 2021.
“Untuk itu Kementerian Perdagangan akan meningkatkan akses pasar ekspor dengan melibatkan perwakilan perdagangan di luar negeri baik Atase Perdagangan maupun ITPC agar UKM dapat menembus pasar global,” ujarnya.
BACA JUGA:Kemenkop UKM: 916.392 Produk UKM Masuk E-katalog per Desember
Dengan tahun 2023 yang penuh tantangan, Krisna menilai masih banyak alasan untuk bersikap optimistis. Salah satunya dilihat dari total ekspor bulan Januari-November 2022 yang mengalami kenaikan year-on-year sebanyak 28,16% dari tahun sebelumnya.
Selain itu, indeks keyakinan konsumen relatif stabil di atas angka 100. Pada bulan Desember 2022, indeks keyakinan konsumen berada di angka 119,9.
Kemudian neraca perdagangan periode Januari-November 2022 mengalami surplus sebanyak US$ 50,59 miliar.
Editor: Ranto Rajagukguk