Bantul Dinilai Miliki Industri Kreatif Potensial

marketeers article
BANJARNEGARA, JATENG, 23/1 PERAJIN POCI. Seorang perajin menyelesaikan proses pembuatan poci yang terbuat dari tembikar dan biasanya digunakan untuk menyeduh teh, di sentra kerajinan keramik Usaha Karya di Desa Purwareja Klampok, Klampok, Banjarnegara, Sabtu (23/1). Perajin keramik di sekitar wilayah Purwareja Klampok, Banjarnegara, yang merupakan pemasok poci terbesar se Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 30.000 set per bulannya merasa terancam mengadapi persaingan dengan produk China dan meminta pemerintah secepatnya mengatur regulasi yang melindungi industri tersebut. FOTO ANTARA/Idhad Zakaria/ss/NZ/10

Kabupaten Bantul dinilai Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih memiliki potensi besar di industri kreatif. Hal ini menjadi alasan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfasilitasi promosi Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Bantul melalui kegiatan pameran untuk memperkenalkan produk-produk andalannya.

“Indonesia memiliki beberapa daerah yang IKM nya telah berkembang. Salah satunya yang ada di Kabupaten Bantul, DIY,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih saat pembukaan Pameran Produk Unggulan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekrasnada) Kabupaten Bantul di Plasa Pameran Industri, Kemenperin, Selasa (03/09/2019).

Menurut Gati, Kabupaten Bantul merupakan daerah yang potensial untuk industri kreatif. Daerah tersebut memiliki sumber daya alam yang berlimpah, serta lokasi dan jenis industri yang tersebar juga bervariasi. Beberapa produk IKM unggulannya antara lain gerabah dari Kasongan, industri logam mulia, industri kimia, industri hasil pertanian dan kehutanan.

“Keunggulan IKM dari Bantul adalah pada pendekatan pasarnya serta pendataan dan pembinaan IKM di seluruh wilayah dengan baik. Produknya telah banyak diminati konsumen luar negeri, serta menjadi barometer perkembangan ekonomi di Yogyakarta. Bila dilihat, produk-produk kerajinan dari Bantul, misalnya hiasan kayu yang dibatik, sudah diekspor ke Malaysia, Hongkong dan Singapura. Produk gerabah dari Kasongan juga kami bawa ke pameran dekorasi terbesar dunia, Ambiente di Jerman,” tuturnya.

Ketua Dekranasda Kabupaten Bantul sekaligus istri Bupati Bantul, Erna Kusmawati, mengungkapkan apresiasinya atas fasilitas pameran dari Kemenperin. Ia juga menyatakan siap mengikuti peluang pameran lainnya, termasuk peluang pemasaran IKM secara digital melalui program e-Smart IKM yang digagas Kemenperin.

Gati menegaskan, digelarnya pameran produk IKM Bantul merupakan salah satu upaya membangun ekonomi kreatif yang ditopang oleh keberadaan IKM. Fasilitasi pameran oleh Kemenperin mampu mengenalkan produk-produk unggulan kepada pembeli, sekaligus memberikan kesempatan bagi produsen untuk mengenali kebutuhan dan selera pasar.

“Kami juga menargetkan pembinaan yang kami lakukan bisa lebih fokus dan saling melengkapi satu sama lain, sehingga akan memberikan dampak positif bagi pengembangan IKM, yang akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan dan penguatan ekonomi rakyat,” imbuh Gati.

    Related