Di era digital yang semakin maju, pemasaran bukan hanya tentang memanfaatkan teknologi terbaru, tetapi juga memahami kebutuhan dan perilaku konsumen dengan lebih mendalam.
Iwan Setiawan, CEO MarkPlus, Inc. & Marketeers, mengungkapkan bahwa pemahaman yang luas dan strategi yang tepat sangat penting untuk sukses dalam digital marketing.
Iwan yang telah belasan tahun menjadi seorang konsultan pemasaran dan penulis buku global best seller menilai, banyak orang mengajarkan digital marketing dengan cara yang sempit. Mereka cenderung fokus pada SEO, SEM, atau alat spesifik seperti Meta Ads, Google Ads, atau TikTok Ads.
Menurut Iwan, hal ini membuat digital marketing kurang strategis, terlalu taktis, dan terlalu spesifik pada platform tertentu. Iwan pun menyarankan untuk memulai dari dasar, yaitu dengan menciptakan customer persona, yang merupakan profil dari target pasar kita.
BACA JUGA: Indibiz Multifinance Dorong Digitalisasi BPR dan BPR Syariah di Indonesia
“Customer persona adalah profil seseorang yang ingin kita targetkan dengan digital marketing. Saya biasanya memulai dari aspek geografis, demografis, psikografis, hingga perilaku pembelian,” kata Iwan seperti dikutip dalam ANALISIS #57 di Channel YouTube Marketeers TV, pada Senin (5/8/2024).
BACA JUGA: Kawinkan Bimbel Offline dengan Teknologi Digital, Ganesha Operation Raih Dua Rekor MURI
Dengan memahami siapa target pasar kita dari berbagai perspektif ini, kita dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran. Setelah memahami customer persona, langkah berikutnya adalah memahami customer journey.
Customer journey adalah tahapan yang dilalui pelanggan ketika mereka mempertimbangkan produk atau merek yang ingin mereka beli. Iwan menyederhanakan customer journey menjadi 5A, yakni aware, appeal, ask, act, dan advocate.
“Tahapan ini membantu kita memahami proses keputusan pelanggan dari mengenal produk hingga merekomendasikannya,” ujar Iwan.
Dalam setiap tahapan customer journey, berbagai alat digital marketing dapat digunakan. Misalnya, untuk fase aware dan appeal, kita dapat menggunakan iklan display, email marketing, iklan di media sosial, atau influencer marketing.
“Di setiap titik di mana kita bisa mendigitalkan proses, gunakan alat yang relevan untuk bisnis kita,” jelas Iwan.
Iwan juga menekankan pentingnya keseimbangan antara performance marketing dan brand building. Performance marketing berfokus pada hasil jangka pendek seperti penjualan, sementara brand building lebih jangka panjang dan berfokus pada ikatan emosional serta storytelling.
“Keseimbangan antara keduanya sangat penting agar digital marketing tidak hanya efektif dalam jangka pendek, tetapi juga membangun merek yang kuat di masa depan,” tambahnya.
Penggunaan influencer marketing juga menjadi perhatian utama dalam era digital. Influencer dibagi menjadi beberapa kategori, dari nano, micro, macro, hingga mega influencers.
“Untuk kampanye yang berfokus pada awareness, gunakan influencer besar. Namun, untuk meningkatkan penjualan, influencer kecil lebih efektif karena mereka memiliki hubungan yang lebih intim dengan komunitas mereka,” sebut Iwan.
Melalui pemahaman yang mendalam tentang customer persona, customer journey, serta keseimbangan antara performance marketing dan brand building, kita dapat menciptakan strategi pemasaran digital yang komprehensif dan efektif.
“Digital marketing harus dilihat melalui kaca mata yang lebih luas dan strategis, bukan hanya fokus pada satu platform atau aspek saja,” tutup Iwan.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz