Bareksa Prioritas menunjukan konsistensi dalam menyasar kalangan High Net-Worth Individual (HNWI). Hal ini diwujudkan dengan keterlibatannya dalam peluncuran koleksi terbaru desainer Temma Prasetio di gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2020.
Managing Director Bareksa Prioritas Ricky Rachmatulloh menilai regenerasi desainer muda di Indonesia terus berkembang, beberapa nama perancang yang lahir dari komunitas Jakarta Fashion Week patut dipertimbangkan dan dijaga eksistensinya untuk bisa terus berkarya dengan keunikannya masing-masing.
“Bareksa Prioritas berusaha untuk mengapresiasi pekerja seni dengan karya unik dan eksklusif yang sesuai dengan kebutuhan kalangan High Net-Worth seperti produk fashion, karya seni lukisan, barang antik ataupun benda koleksi lainnya, salah satunya seperti karya Temma Prasetio,” kata Ricky.
Menurut Ricky, kalangan High Net-Worth Indonesia saat ini mulai melirik nama-nama baru di kalangan desainer lokal, sehingga kiblatnya tidak selalu nama-nama desainer luar negeri. Meskipun demikian, persaingan yang sangat kuat dan perubahan tren fashion yang cepat membuat desainer muda kerap kesulitan untuk melaju karena berbagai keterbatasan. Hal inilah yang membuat Bareksa Prioritas merasa perlu mengambil bagian dalam mendukung ruang gerak desainer muda tanah air.
“Kreativitas pemilihan bahan, pola dan adaptasi atas nilai budaya Indonesia yang kaya membuat karya fashion Indonesia sangat menjanjikan. Hal inilah yang membuat kami tertarik untuk mendukung karyanya. Kebanggaan mengenakan rancangan perancang dalam negeri saya rasa harus dibangun dari inisiatif semacam ini. Ke depan, kami berharap akan semakin banyak brand yang juga terbuka untuk mendukung lahirnya desainer-desainer muda yang mampu memenuhi minat fesyen masyarakat khususnya di kelas premium agar lebih memiliki daya saing di dalam maupun luar negeri,” tutur Ricky.
Koleksi Temma Prasetio yang pernah menjuarai Lomba Perancang Mode (LPM) tahun 2018 ini akan mengangkat isu persatuan masyarakat dan kekayaan alam Indonesia yang ia nilai tengah menghadapi tantangan.
Editor: Sigit Kurniawan