Twitter dikabarkan akan melayangkan gugatan kepada Elon Musk setelah CEO Tesla tersebut membatalkan rencana akuisisi senilai US$ 44 miliar. Perusahaan teknologi tersebut telah menyewa tim pengacara merger dan akuisisi (M&A) kelas berat dari firma hukum Wachtell, Lipton, Rosen & Katz.
Melansir dari artikel Reuteurs, Twitter akan mengajukan gugatan tersebut ke Elon Musk pada pekan ini di Delaware. Gugatan tersebut dilayangkan untuk memaksa Elon Musk agar menyelesaikan rencana akuisisi Twitter berdasar kesepakatan awal kedua belah pihak. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Direksi Twitter Bret Taylor dalam cuitannya (9/7/22).
“Dewan Twitter berkomitmen menutup transaksi dengan harga dan persyaratan yang disepakati dengan Elon Musk. Twitter berencana mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger. Kami yakin kami akan menang di Delaware Court of Chancery,” ujar Bret Taylor mengutip dari cuitan di akun Twitter pribadinya.
Wachtell, Lipton, Rosen & Katz merupakan firma hukum yang didirikan oleh empat orang mitra pendiri, salah satunya adalah Martin Lipton yang dikreditkan sebagai pencetus strategi bernama ‘Poison Pill’ yang sempat digunakan Twitter untuk menghadang aksi pembelian Elon Musk.
Masuknya firma hukum Wachtell, Lipton, Rosen & Katz akan menambah jajaran hukum Twitter yang saat ini terdiri dari firma hukum Simpson Thacher & Bartlett LLP serta Wilson Sonsini Goodrich & Rosati. Selain itu, dengan menggandeng Wachtell yang memiliki praktik litigasi terkemuka di AS, Twitter akan memperoleh akses ke pengacara seperti Bill Savitt dan Leo Strine yang menjabat sebagai Kanselir Pengadilan Negeri Delaware, di mana kasus tersebut akan disidangkan.
Mengutip artikel The Verge, untuk memperkuat langkahnya di pengadilan, Twitter telah menyewa dua pengacara kunci untuk timnya. Kedua pengacara kunci tersebut adalah William Savitt dan Leo Strine yang memiliki sepak terjang baik di pengadilan Delaware. William Savit merupakan pengacara yang pernah mewakili perusahaan besar seperti Anthem dan Sotheby’s di pengadilan Delaware melawan investor aktivis. Sedangkan Leo Strine merupakan mantan Rektor Delaware Chancery Court dengan 20 tahun pengalaman sebagai hakim di pengadilan negara bagian.
Keputusan Elon Musk untuk membatalkan rencana pembelian Twitter ini diambil karena perusahaan dinilai telah melanggar sejumlah ketentuan dalam kesepakatan yang telah dijalin. Usai kabar pembatalan tersebut muncul, Twitter meminta karyawannya untuk tidak mengomentari kesepakatan antara perusahaan dengan Elon Musk di dalam platform media sosial apapun sampai masalah ini rampung.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz