Batik for the World: Panggung Eksistensi Batik di Paris

marketeers article

Sejumlah kekayaan batik Indonesia baru saja diboyong ke pameran bertajuk Batik for the World di UNESCO House, Paris. Sebanyak 100 kain batik Indonesia dikurasikan bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI), Rumah Pesona Kain, dan Oscar Lawalata Culture dipamerkan guna menarik sorotan lebih luas.

Pameran Batik of the World dikatakan Pensosbud KBRI Paris Karina Ratnamurti di Jakarta, Kamis (07/06/2018) ditujukan untuk menunjukkan kekayaan sekaligus perkembangan batik Indonesia yang dihubunhkan dengan pengrajin batik dan fesyen masa kini.

Ratusan peserta workshop dan talkshow terdiri dari pelaku industri fesyen, sekolah fesyen, pembeli, dan kalangan diplomatik.

Untuk membawa batik ke dunia internasional, Oscar menggandeng desainer batik asal Indonesia, Edward Hutabarat dan Denny Wirawan. Mereka menampilkan 24 pakaian batik eksklusif ke hadapan 1.400 penonton di pembukaan Batik for the World.

Beragam metode pengolahan batik ditampilkan di sini. Dengan desain yang mengintegrasikan karya tradisional dengan sentuhan modern, para desainer memiliki misi mengembalikan sekaligus melestarikan kebudayaan Indonesia.

“Saya ingin menampilkan bagaimana batik bersanding dengan berbagai barang bermerek lainnya namun batik tetap yang menjadi pusat perhatian,” ungkap Edward.

Edward mengantarkan batik daerah pesisiran Mega Mendung dan Sawung Galing untuk melenggang di Paris. Perpaduan motif garis yang menjadi identitas Edward melekat pada batik yang ia representasikan dalam pakaian kasual, beach wear, dan resort look.

Sementara Denny memboyong koleksi dari kain Batik Kudus sebagai warisan budaya dari pesisir Jawa Tengah. Denny bermain dengan tabrak corak yang menjadi ciri khasnya pada kain batik Kudus yang ditampilkan dengan motif flora dan fauna dengan warna ceria. Ia juga memadukan embroidery sebagai inspirasi budaya cocktail dan evening wear.

Melalui pameran yang digelar mulai 6-12 Juni 2018 ini, para pelaku industri dan pemerintah berharap batik dapat menarik sorotan dunia.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS