BBM Naik, Blue Bird Pastikan Kinerja Sektor Transportasi Tetap Positif
PT Blue Bird Tbk, emiten transportasi yang menyediakan taksi terus mengoptimalkan kinerja dengan memilih bahan bakar dan sumber energi yang efisien. Hal ini menyusul ditetapkannya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah baru-baru ini.
Sigit Djokosoetono, Direktur Utama Blue Bird mengatakan pertumbuhan sektor transportasi darat tetap positif hingga akhir tahun, di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu bahkan kenaikan BBM di dalam negeri. Hal ini sejalan dengan berbagai langkah dan kebijakan yang diambil pemerintah sehingga kondisi pasar segera membaik, stabilitas ekonomi tetap terjaga dan Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan nasional yang dicanangkan.
“Melewati berbagai tantangan sepanjang perjalanan Bluebird melayani masyarakat Indonesia selama lebih dari 50 tahun, kami optimis pertumbuhan sektor transportasi darat tetap positif hingga akhir tahun,” kata Sigit, dalam keterangannya, Kamis (8/9/2022).
Untuk meningkatkan efisiensi biaya dan operasional yang berdampak pada layanan konsumen maupun kinerja perusahaan, perseroan selalu berupaya meningkatkan efisiensi operasional. Blue Bird telah melakukan beberapa langkah strategis, antara lain mengonversi 23 persen dari total armada Blue Bird yang beroperasional ke bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG), melakukan pengadaan taksi listrik, efisiensi mesin melalui perawatan berkala dan inovasi bengkel.
Blue Bird pun telah memenuhi komitmen perusahaan untuk mewujudkan Visi Berkelanjutan Bluebird 50:30, yaitu mengurangi emisi karbon dan gas buang operasional perseroan sebesar 50 persen pada tahun 2030. Seperti diketahui, Bahan Bakar Gas (BBG) lebih murah dibanding harga Bahan Bakar Minyak (BBM), 1 Liter Setara Pertalite (LSP) Rp 4.500 sedangkan Pertalite dengan harga barunya sebesar Rp 10.000 per liter.
Pemanfaatan BBG pada taksi Blue Bird tersebut sejalan dengan optimalisasi pemanfaatan gas bumi yang sedang didorong pemerintah. Sebelumnya Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong pemanfaatan BBG pada sektor transportasi untuk membangun kemandirian energi.
Arifin mengatakan Indonesia memiliki kandungan gas yang cukup besar. Kondisi ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi pada sektor transportasi.
Dengan begitu dapat menciptakan kemandirian energi, sebab tidak mengandalkan energi yang diimpor seperti BBM.
“Gas kita juga cukup besar dan itu kan lebih bagus, mandiri dengan kemampuan yang kita miliki sendiri daripada BBM,” kata Arifin.