BCA dan AIA Hadirkan Proteksi untuk Penyakit Kritis

marketeers article

Risiko penyakit kritis menjadi ancaman masyarakat Indonesia. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 70% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit kritis yang tidak menular. Di sisi lain, banyak masyarakat yang masih tidak dapat menanggung biaya perawatan untuk penyakit kritis.

Merujuk pada riset yang dilakukan oleh AIA bertajuk AIA Segmentation Study 2019 menunjukkan, 68% masyarakat Indonesia khawatir tidak mampu menanggung biaya perawatan untuk penyakit kritis, dan sebanyak 69% masyarakat khawatir akan penurunan standar hidup jika terdiagnosa penyakit kritis karena biaya pengobatan terlalu tinggi.

Merespon kondisi tersebut, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengambil momentum meluncurkan produk asuransi kesehatan yaitu Maxi Protection Plus (Maxi Plus) bersama dengan PT AIA Financial (AIA). Maxi Plus merupakan asuransi jiwa dengan dengan perlindungan terhadap penyakit kritis dan perawatan rumah sakit, serta asuransi tambahan lainnya.

“Melalui kerja sama BCA dan AIA, kami ingin memberikan kemudahan akses bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan solusi perlindungan kesehatan dari Maxi Plus dengan memanfaatkan layanan konvensional dan layanan digital BCA dan AIA,” kata Suwignyo Budiman, Wakil Presiden Direktur BCA.

Menurut Sainthan Satyamoorthy, Presiden Direktur AIA, Maxi Plus dirancang untuk memenuhi kebutuhan proteksi kesehatan menyeluruh dengan perlindungan sejak tahap awal penyakit kritis hingga tahap kronis. Manfaat dana bulanan juga dijamin jika terkena penyakit kritis melalui riders AIA Vital Care.

Selain itu, Maxi Plus juga dilengkapo dengan pilihan riders Premier Hospital dan Surgical Extra (PHS Extra) yang memberikan proteksi kesehatan berbagai penyakit termasuk manfaat rawat jalan untuk penyakit tropis seperti demam berdaran, tipus, dan malaria.

“Seiring meningkatnya kesadaran berasuransi, masyarakat juga mulai menyiapkan proteksi yang menyeluruh termasuk terhadap risiko penyakit kritis. Terutama melihat faktor gaya hidup yang kurang sehat menjadi pemicu timbulnya penyakit kritis,” ujar Sainthan.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related

award
SPSAwArDS