Di era konektivitas seperti sekarang, kolaborasi antarpemain di industri menjadi hal tak terelakkan. Termasuk bila yang melakukan kolaborasi tersebut berasal dari industri yang berbeda. Kolaborasi inilah yang sudah dan sedang dilakukan oleh Bank Central Asia, Tbk. (BCA) dengan media-media publisher, salah satunya Kumparan sebagai salah satu pemain besar di industri media di Indonesia.
Fokus kolaborasi yang digelar BCA dan Kumparan tersebut adalah mengedukasi masyarakat akan layanan keuangan yang diusung oleh BCA. Edukasi tersebut diwujudkan dalam beragam program aktivasi digital. Kampanye edukasi ini mengusung strategi Reach The Right Target Audience and Tapping Momentum with Content Variation and Collaboration. Strategi ini dijalankan oleh BCA sejak tahun 2020. Dengan menggandeng beberapa media publisher yang salah satunya adalah Kumparan, BCA bisa menjangkau audience yang lebih luas dan beragam.
“BCA memanfaatkan multiplatform, dari website, media sosial, hingga kolaborasi dengan media, seperti publisher, podcaster, dan para para key opinion leader (KOL). Bentuk kontennya beragam, dari artikel, image, motion graphics, audio, hingga video. Semuanya saling terkoneksi secara utuh,” papar Norisa Saifuddin, Senior Vice President Marketing Communication BCA.
BCA memilih Kumparan sebagai salah satu partner dari media publisher untuk mengedukasi audiens tentang produk dan layanan BCA, khususnya BCA mobile. Termasuk, juga edukasi terkait ancaman fraud maupun keamanan bertransaksi secara digital. Mengingat segmen yang dibidik BCA berbeda, Kumparan menyesuaikan gaya penyampaian konten secara berbeda untuk masing-masing segmen.
Ada tiga segmen yang ingin dijangkau oleh BCA, yakni segmen Baby Boomers, Generasi X, dan Generasi Y atau yang populer dengan sebutan Milenial. Baby Boomers cenderung lebih menyukai artikel-artikel dengan ulasan mendalam, konten video, dan perbincangan virtual. “Segmen ini juga menyukai konten video yang durasinya lebih panjang dan lebih detail. Sehingga, pendekatan konten untuk generasi Baby Boomers menggunakan virtual talk atau podcast yang sifatnya explanatory konten,” jelas Norisa.
Generasi X cenderung menyukai konten-konten yang soft-selling, infografik, video, podcast, dan Instagram. Norisa mengatakan, mereka juga menyukai video dengan durasi lebih panjang, tapi yang bermanfaat dan bukan hiburan semata. Jika konten berupa hiburan, generasi ini lebih memilih konten hiburan dengan durasi pendek. “Mereka menyukai dan tertarik dengan konten informatif dalam bentuk artikel yang ringkas dan isinya mengenai fakta,” katanya.
Sementara, Generasi Y lebih suka pada konten-konten yang lebih visual. Mereka suka konten dalam bentuk daftar fakta yang menyentuh emosi termasuk informasi yang dikemas dalam narasi. “Pendekatan konten untuk Milenial menggunakan creative article, podcast, Instagram video yang berdurasi lebih panjang atau IGTV, dan Instagram Feed,” imbuh Norisa.
Preferensi itulah yang memengaruhi konten dan kemasan Kumparan dalam mengedukasi masing-masing segmen. Segmentasi tersebut membuat konten yang disajikan efektif dalam menjangkau konsumen.
Editor: Eko Adiwaluyo