Perkembangan bisnis e-commerce diproyeksi akan membawa pengaruh besar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) pun menggelar program inkubasi online, Baparekraf Digital Entrepreneurship (BDE 2.0) dan menargetkan 300 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ikut serta.
BDE 2.0 akan digelar pada Juli-September 2020. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi para pelaku UMKM di sektor ekonomi kreatif. Termasuk, menciptakan ekosistem yang berkualitas bagi UMKM di subsektor fesyen, kuliner dan kriya.
Aktivitas pada program ini meliputi online mentoring, online coaching, serta penyediaan platform e-commerce khusus untuk para pelaku UMKM Indonesia dari tiga subsektor tersebut. Mereka dapat langsung memasarkan produk atau jasa kepada para online reseller. Pengembangan reseller dipercaya akan membuka lapangan pekerjaan bagi mereka yang berjiwa entrepreneur, kreatif, dan mandiri.
“Para pelaku UMKM diharapkan dapat bangkit dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang telah melakukan penjualan melalui platform digital lebih dulu sehingga transformasi ekonomi digital di Indonesia bisa maksimal dan pendapatan pelaku UMKM meningkat,” jelas Muhammad Neil El Himam, Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Baparekraf beberapa waktu lalu.
Dari 300 peserta yang ikut serta, pihak Baparekraf akan memilih 10 peserta terbaik setiap bulan sepanjang Juli-September 2020 untuk maju ke sesi presentasi final. Para UMKM terpilih ini akan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai program pengembangan lain yang diadakan oleh pemerintah Indonesia.
Menilik prospek positif sektor e-commerce bagi pertumbuhan perekonomian di Indonesia, McKinsey & Company memproyeksi, Indonesia akan memiliki 44 juta pembeli daring melalui e-commerce dengan nilai mencapai US$ 55-65 miliar dalam tiga tahun mendatang. Peningkatan kompetensi pelaku UMKM di ranah ekonomi digital pun diharapkan dapat mempercepat proses pertumbuhan ekonomi Indonesia.