Beauty 4.0: Gambaran Outlook Kecantikan pada Tahun Ini

marketeers article
73971584 the young female face. antiaging and thread lifting concept

Industrialisasi telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Jika belakangan sejumlah negara tengah menggaungkan konsep revolusi industri 4.0, nyatanya hal ini juga terjadi di bidang kecantikan. Pemain klinik estetika asal Indonesia, MIRACLE memprediksi Beauty 4.0 akan menjadi tren kecantikan pada tahun depan. Lantas, seperti apa?

Industri estetika diyakini President Director MIRACLE Aesthetic Clinic Group Lanny Juniarti mengalami perkembangan pesat akibat perubahan yang cepat. Revolusi di bidang kecantikan pun terus terjadi.

“Pada masa Beauty 4.0, konsep perawatan dan kecantikan hanya fokus pada satu dimensi saja berdasarkan pada ukuran yang diberikan dokter (golden ratio). Standar kecantikan hanya ditentukan sesuai pandangan profesional. Hal ini kemudian bergerak pada konsep Beauty 2.0 di mana demand dari pelanggan mulai bermuncukan. Masyarakat menginginkan tampilan wajah yang sempurna tanpa menghilangkan keotentikan diri mereka,” jelas Lanny di Jakarta, Selasa (12/02/2019).

Memasuki era Beauty 3.0, tuntutan masyarakat kian berkembang. Mereka tak lagi ingin menyempurnakan tampilan wajah namun perawatan yang dilakukan harus dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka.

Di era saat ini (Beauty 4.0), definisi kecantikan pun bersifat multidimensi. “Kecantikan tak hanya melibatkan pandangan dokter ataupun individu tersebut, melainkan sosial. Kami menyebutnya social beauty,” jelas Lanny.

Beauty 4.0 melibatkan berbagai dimensi, mulai dari opini publik, social awareness, psikososial, dan berbagai hal lain. Media sosial menjadi salah satu alat bagi para pelanggan untuk bercermin. Komentar-komentar di unggahan foto mereka memengaruhi pandangan mereka dalam mendefinisikan kecantikan. Lanny mengatakan, hal ini harus dipahami para profesional atau dokter di bidang kecantikan. Pasalnya, dokter pun harus mampu memberikan batasan atas keinginan pelanggan yang tak selalu sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Kita harus berani mengatakan tidak jika memang apa yang dinginkan pasien sudah melewati batas. Sebagai seorang ahli di bidang estetik, kami harus dapat menyarankan perawatan apa yang tepat untuk memenuhi apa yang menjadi keinginan klien dengan tetap memiliki kekhasan tampilan wajah mereka, intinya menjadi versi terbaik dari dirinya,” jelas Lanny.

Lebih dari itu, Lanny memprediksi bisnis estetika di tahun ini akan tumbuh progresif diiringi dengan persaingan yang kian kompetitif. Perkembangan teknologi di bidang kecantikan pun bergerak lebih cepat dan mendorong para pemain untuk berani berinvestasi dalam jumlah besar dan jangka waktu yang cukup intens.

Editor: Sigit Kurniawan

Related