Bedanya Content Marketing dan Native Advertising

marketeers article

Mungkin banyak dari kita masih bertanya-tanya apa pentingnya membuat content marketing, apa saja benefitnya bagi merek maupun perusahaan? Bagaimana cara mengukur kesuksesan keduanya? Lalu, apa kelebihannya dengan konten iklan atau yang disebut dengan native advertising?

Harvard Business Review pernah merilis temuan menarik tentang perbandingan kedua model tersebut. Menurutnya, banyak perusahaan saat ini memanfaatkan content marketing dan native advertising untuk mendongkrak visibilitas merek mereka. Pertanyaannya masih sama: seberapa mumpuni mereka?
 
Secara umum, ada perbedaan content marketing dan native marketing. Content marketing biasanya mengusung pemasaran yang tidak langsung dan lebih fokus kepada customer. Isinya tidak bersifat promosi atau jualan.  Sedangkan native advertising lebih dipahami sebagai konten yang biasanya disponsori yang tujuannya lebih ke promosi dan mendongrak penjualan. Dengan demikian, lebih cenderung fokus pada perusahaan.
 
Secara lebih jelas perhatikan tabel di bawah ini:
 
Dari tabel tersebut tampak perbedaan ROI keduanya. Tujuan content marketing lebih pada ranking di mesin pencari, brand awareness, dan conversions. Sedangkan, native advertising lebih pada brand awareness dan social engagement. KPInya juga berbeda. Content marketing mengedepankan total social shares, native advertising mengedepankan campaign views
 
Kanal content marketing jauh lebih banyak karena biasanya diperoleh dengan berkolaborasi dengan para blogger. Sedangkan, kanal native advertising biasanya satu agensi.
 
Dari tabel tersebut, kita bisa melihat perbedaan keduanya. Anda lebih senang memilih yang mana? 
 
 *Majalah Marketeers edisi September 2015 mengusung tema “The A-Z of Content Marketing”. Edisi mengulas lengkap apa itu content marketing, strategi membangun content marketing, dan kisah sukses merek-merek lokal dalam membangun content marketing ini.  

    Related

    award
    SPSAwArDS