Patut disadari bahwa Indonesia merupakan penghasil sampah terbesar di dunia. Menurut enviromentalis yang juga associate profesor di Georgia University, Jenna Jambeck, Indonesia adalah negara kedua terbesar penghasil sampah plastik yang dibuang ke laut. Jumlahnya mencapai 182,7 juta ton per tahun.
Data yang dirilis pada tahun 2015 itu pun juga menyebut bahwa Tiongkok menduduki posisi teratas dengan “menyumbang” 262,9 juta ton sampah plastik per tahun. Konsumsi sampah plastik tersebut juga dikontribusi oleh penggunaan kantong plastik sekali pakai.
Tentu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) harus berpikir startegis untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik di masyarakat. Kebijakan pun dibentuk, salah satunya dengan memberlakukan aturan kantong plastik berbayar di ritel modern yang berlaku di 23 kota nusantara.
Meski harga kantong plastik terlalu murah, hanya Rp 200 per kantong, namun selama tiga bulan uji joba lebijakan itu, telah berhasil mengurangi penggunaan kantong palstik di berbagai kota.
Dirjen Pengelolaan Sampah dan Bahan Beracun KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih mengatakan, beberapa kota telah mereduksi sampah plastik lebih dari 80%. “Balikpapan dan Banjarmasin adalah yang paling bagus. Sedangkan Jakarta masuk yang terburuk,” ungkap Tuti.
Menurut Tuti, hasil uji coba tersebut tergolong baik, mengingat masyarakat Indonesia menggunakan 9,85 miliar lembar kantomg plastik selama setahun.
“Untuk tahap awal diterapkan di 23 kota, dan akan terus ditingkatkan. Program tersebut mengarah kepada penyadaran untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam hal pemakaian kantung plastik,” ujarnya.
Dukungan Sektor Swasta
Masalah sampah tentu saja bukan urusan pemerintah swasta. Pihak swasta, khususnya pengusaha ritel dan barang-barang konsumsi (consumer goods) juga perlu andil dalam meminimalisir sampah. Sebab, mereka juga menjual produk yang dibungkus dengan kemasan plastik.
Salah satu sektor swasta yang mendeklrasikan diri mendukung kebijakan diet kantong plastik adalah PT Tempo Scan Pacific Tbk, perusahaan manufaktur farmasi dan consumer goods. Perusahaan ini memberikan 720.000 tas kepada konsumen lewat program bertajuk ‘Tempo Scan Love Earth’.
Handojo S. Muljadi, Presiden Direktur Tempo Scan Group mengatakan, inisiatif ini merupakan bentuk kolaborasi antara perusahaannya dengan berbagai perusahaan ritel modern untuk mengedukasi sekaligus membantu meminimalisir penggunaan kantong plastik di ritel modern.
“Dengan bekerjasama dengan para mitra ritel modern market nasional, seperti Carrefour, Alfamart, Indomaret, Giant, Superindo, dan lainnya, kami memberikan insentif belanja kepada konsumen yang menggunakan tas kami,” ungkapnya.
Insentif yang dimaksud Handojo, salah satunya, dengan pemberian potongan harga 5% menggunakan tas ramah lingkungan Tempo Scan di setiap ritel yang bekerja sama dengannya.
“Insentif ini kami harapkan akan mendorong orang untuk selalu membawa tas ramah lingkungan setiap kali ini berbelanja,” tutur anak dari pendiri Tempo Scan itu.
Handojo menambahkan, program ini akan berlangsung hingga 31 Juli mendatang, dan kemungkinan besar akan diperpanjang menjelang Lebaran dan Hari Raya Idul Fitri, momen dimana penggunaan kantong plastik melonjak tinggi.
“Kami juga berharap sektor swasta lain juga melakukan aksi yang sama, agar semakin banyak konsumen terbiasa untuk menggunakan tas saat berbalanja,” tuturnya.
Editor: Sigit Kurniawan