RedDoorz, salah satu platform pemesanan hotel bujet secara online mengumumkan ekspansi ke pasar ketiganya yaitu Filipina. Sebelumnya, RedDoorz telah beroperasi di Singapura dan Indonesia.
Selama ini, Red,oorz telah berinvestasi US$ 5 juta di mana perusahaan memiliki misi untuk mendukung pertumbuhan dinamis di sektor budget hospitality dan pariwisata. Di pasar terbarunya ini, perusahaan bertekad memiliki 100 properti selama setahun beroperasi.
CEO RedDoorz Amit Saberwal mengatakan bahwa Filipina dan Indonesia memiliki kesamaan di mana potensi perjalanan domestik merupakan penyokong utama industri hospitality.
Ia menegaskan, bisnis RedDoorz adalah bisnis berbasis kota, bukan negara. Dengan pendekatan city-to-city, pihaknya telah mencapai pertumbuhan hingga lebih dari 500 properti, memproses lebih dari 1 juta kamar per malam dan secara konsisten memajukan tingkat hunian lebih dari 80% di 16 kota di Indonesia dan Singapura.
“Saat mengembangkan bisnis kami di Indonesia, kami juga memantau dan mempelajari pasar Filipina,” papar Amit.
Ia melanjutkan, “Setelah pendanaan baru kami pada awal tahun ini, kami menyadari bahwa Filipina memiliki permintaan yang kuat untuk kamar hotel tidak hanya untuk wisatawan tetapi juga untuk business travellers,” terangnya.
Menurutnya, Filipina menempati urutan kedua sebagai negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi digital terpesat di dunia, setelah Indonesia, dengan penetrasi internet 63% (67 juta pengguna) atau sekitar 105,7 juta orang Filipina.
“Kami merasa bahwa sudah waktunya bagi kami untuk membuat langkah konklusif untuk mulai berkembang di sini, terutama melihat betapa kuatnya sektor budget hospitality dalam beberapa tahun terakhir,” tambahnya.
Berdasarkan penelitian yang berjudul E-conomy SEA: Unlocking the $200B Digital Opportunity oleh Google dan Temasek Holdings menyebut bahwa Filipina menempati peringkat kedua setelah Indonesia sebagai pasar digital paling pesat di dunia dengan potensi berkembang sebesar 11% di CAGR hingga 93 juta pengguna internet pada tahun 2020.
Hal ini juga membuktikan prospek yang cerah untuk online travel market di Filipina, khususnya untuk hotel dan penerbangan online, yang diperkirakan akan tumbuh sekitar lima kali lipat dari US$ 1.1 milyar pada 2015 menjadi US$ 4.6 milyar di tahun 2025.
Pada tahun 2018 berdasarkan laporan dari WeAreSocial, Filipina tidak hanya memiliki 67 juta pengguna internet, tetapi seluruh pengguna internet tersebut aktif di media sosial dan lebih dari 60 juta orang baik sebagai pengguna unique mobile users atau active mobile social users.
Kelas Premium
Dengan masuk ke Filipina, RedDoorz akan memperkenalkan kategori properti baru. Menambah dua kategori yang ada yaitu RedDoorz dan RedDoorz Plus, perusahaan ini memperkenalkan RedDoorz Premium yang dirancang untuk budget business travellers. Tidak hanya berlokasi strategis dekat dengan pusat bisnis, akan tetapi memiliki fasilitas lebih dari kategori yang ada di platform RedDoorz.
Selama 18 bulan terakhir, RedDoorz telah melatih lebih dari 2000 pegawai di seluruh propertinya yang tersebar di Indonesia dan Singapura. Terdapat program pelatihan internal bernama RedPro untuk melatih staf properti mitra dan memastikan kelancaran dari setiap properti.
Pelatihan dilakukan di berbagai bidang seperti teknologi, housekeeping & maintenance, serta sales dan marketing. RedDoorz memiliki tim yang kuat dengan lebih dari 180 pegawai di empat negara yang berspesialisasi dalam operasi, penjualan, pemasaran, dan semua aspek hospitality.
Berkantor pusat di Singapura, RedDoorz baru-baru ini memperoleh Pre-Series B sebesar US$ 11 juta sebagai investasi tambahan dari Asia Investment Fund dari Susquehanna International Group, International Finance Corporation (badan investasi swasta dari Kelompok Bank Dunia), InnoVen Capital (perusahaan peminjaman ventura yang dimiliki oleh Temasek Holdings dan United Overseas Bank), dan Jungle Ventures.
Semuanya telah berinvestasi dalam putaran pendanaan sebelumnya. Penggalangan dana ini juga melihat investor baru DeepSky Capital, FengHe Group, Hendale Capital, serta investor lainnya.
Editor: Sigit Kurniawan