Marketing, adzan dan da’wah memiliki satu spirit yang sama yakni menyampaikan informasi dan menyampaikan ajakan. Agar optimal, kedua hal itu diangkat jadi benang merah dalam salah satu sesi di The 11th Jakarta Marketing Week 2023.
Uniknya, pemateri di sesi Da’wah Ways Rahmatan lil alamin, Ustadz Handy Bonny mengatakan strategi pemasaran bisa dilakukan dengan optimal lewat strategi da’wah di agama Islam.
“Kita bisa belajar dari kumandang adzan,” kata Ustadz Handy Bonny dalam kegiatan yang digelar di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (15/6/2023) tersebut.
Menurutnya, adzan sendiri merupakan suatu panggilan atau ajakan untuk menunaikan salat. Akan tetapi, meski adzan dihadirkan sebagai suatu ajakan, tahapan dalam lantunan adzan rupanya disusun sedemikian rupa.
BACA JUGA: Di Jakarta Marketing Week, Rifat Sungkar Ungkap Cara Jitu Branding EV
“Adzan ada urutanya. Meski hadir sebagai lantunan ajakan, tapi adzan tak langsung diawali dengan kata-kata yang bersifat mengajak,” ucapnya.
Adzan sendiri terbagi dalam tujuh bagian. Pada bagian pertama hingga bagian ke-empat, lantunan yang disampaikan adalah pengenalan mengenai kebesaran Tuhan dan pengakuan soal Tuhan dan Nabi Muhammad.
Baru kemudian, ajakan disampaikan lewat bagian ke-lima. Ajakanya pun dilanjutkan pada bagian ke-enam.
Akan tetapi, kedua ajakan itu disampaikan dengan maksud yang berbeda. Ajakan pada bagian ke-lima, ungkapnya spesifik untuk mengajak salat.
Pada ajakan di bagian berikutnya, spesifik untuk mengajak menggapai goals dalam kehidupan. Hingga kemudian, pada bagian akhir, lantunannya fokus untuk menekankan kembali soal kebesaran Tuhan.
Beberapa bagian itu pun disampaikan secara berganda sehingga pesan bisa tersampaikan secara lebih optimal.
BACA JUGA: Mercedes-Benz Sajikan Experiential Marketing lewat Jakarta E-Prix
“Dari sini, penerapan marketing juga perlu mengadopsi tahapan dalam adzan. Jangan langsung melakukan ajakan. Perkenalan dulu,” ucapnya.
Perkenalan sendiri bisa dilakukan sebuah brand lewat pengenalan perusahaan, produk, keunggulan dan solusi yang dijanjikan. Hal itu pun perlu dilakukan secara berulang-ulang agar pesan bisa tersampaikan.
Setelah itu baru ajakan mulai disampaikan. Ia meyakini strategi itu bisa menjadi strategi persuasi yang paling efektif.
Hal itu pun diamini oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Peribadatan Badan Pengelola Masjid Istiqlal, KH Bukhori Sail At-Tahiri.
“Suatu ajakan memang harus disampaikan dengan sangat sistematis. Mengingat, setiap orang memiliki latar belakang masing-masing sehingga belum tentu setiap ajakan bisa langsung diiyakan,” kata KH Bukhori Sail At-Tahiri yang juga hadir sebagai pembicara pada sesi itu.
Artinya, jika ajakan tak dilakukan dengan sistematis, maka upaya itu bisa berujung percuma. Dalam proses pemasaran, tentu hal itu harus dihindari karena berkaitan dengan bujet yang dialokasikan untuk langkah marketing.
“Marketing dan da’wah memang memiliki kesamaan. Artinya, disiplin ilmu dalam kedua hal itu bisa saling melengkapi untuk sehingga goals yang dituju bisa tercapai dengan optimal,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk