Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) melaporkan terjadinya lonjakan harga pangan di berbagai daerah setelah empat hari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Hal ini dinilai sangat memberatkan pedagang pada saat kondisi ekonomi masih belum pulih.
Reynaldi Sarijowan, Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikappi mengungkapkan para pedagang pasar menolak keras kenaikan harga BBM pada saat kondisi perekonomian negeri ini tidak baik-baik saja. Seluruh anggota telah mendesak untuk menindaklanjuti protes kepada pemerintah pusat.
“Kami terus melakukan kajian dan upaya-upaya konkret untuk mempercepat konsolidasi dan melakukan penguatan terhadap anggota, karena dampak harga BBM yang sudah mulai terasa di beberapa daerah kenaikan harga sudah mulai terjadi,” kata Reynaldi melalui keterangannya, Rabu (7/9/2022).
Berdasarkan catatan Ikappi, beberapa komoditas pangan yang mulai naik antara lain cabai merah keriting seharga Rp 90.000 per kilogram (kg), cabai merah TW Rp 74.000 per kg, cabai rawit merah Rp 70.000 per kg, dan cabai rawit hijau Rp 55.000 per kg. Kemudian, ada pula komoditas lain seperti bawang merah Rp 40.000 per kg, bawang putih Rp 35.000, daging ayam Rp 42.000 per kg, telur Rp 29.000, dan daging sapi Rp 149.000 per kg.
Selain itu, daya beli masyarakat juga sejak tanggal 6 September 2022 terpantau ada penurunan hingga 37%. Dengan demikian, kondisi tersebut sangat meresahkan pedagang pasar di seluruh Indonesia.
“Kami sedang mengupayakan langkah-langkah serta upaya-upaya yang memungkinkan untuk menjaga agar pedagang tidak bangkrut. Selama beberapa tahun ini kita semua sudah mengalami gelombang keras pada saat pandemi COVID-19 ditambah lagi dengan kenaikan BBM ini akan berakibat fatal terhadap tingkat penurunan perekonomian pedagang pasar di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Reynaldi menjelaskan saat ini pihaknya tengah melakukan konsolidasi dengan seluruh anggota dari tingkat kabupaten hingga provinsi. Setelah itu, Ikappi akan menggelar rapat koordinasi nasional (Rakornas) untuk mengambil sikap tegas terhadap situasi sulit tersebut.
Ikappi mendesak pemerintah untuk segera melakukan revisi terhadap kebijakan yang telah diambil. Mereka meminta harga BBM bersubsidi dikembalikan ke harga awal untuk menyelamatkan perekonomian masyarakat kecil.
“Jika tidak, maka langkah-langkah lain akan kami lakukan secara maksimal. Sekarang kami sedang melakukan konsolidasi dan akan merekomendasikan upaya-upaya ke depan untuk anggota pedagang pasar di seluruh Indonesia dengan membentuk front persatuan menolak kenaikan BBM,” ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk