Benarkah Beban Hidup Jadi Alasan Milenial Tak Loyal Pada Merek?

marketeers article
55759747 two smiling young people holding ice cream cones standing apart near brick wall with copy space

Bila melihat kondisi Gen Y saat ini, beberapa dari mereka sudah memulai kehidupan berkeluarga dan sisanya masih dalam fase mencari pendamping hidup sembari membangun karier. Tentunya, prioritas antara yang sudah berkeluarga dan melajang berbeda.

Gen Y yang sudah berkeluarga akan memiliki keinginan untuk memiliki quality dan quantity time bersama anak dan keluarga. Sementara yang masih melajang, kehidupan mereka tidak akan jauh berbeda dengan kalangan Gen Z.

“Pada dasarnya Gen Y ini mereka mencoba mengikuti norma hidup normal yang ada. Berkeluarga, membeli rumah atau apartemen, menyicil kendaraan. Mereka sebenarnya saat ini sudah kebanyakan cicilan,” ujar Leonard Nugraha, Managing Director-Technology Consulting Lead Accenture Indonesia.

Karena beban hidup mereka secara finansial sudah berat, khususnya yang berkeluarga, membuat Gen Y bukanlah kelompok generasi yang loyal kepada merek. Dengan tingkat pendapatan yang belum terlalu mapan bila dibandingkan dengan Gen X. Gen Y harus bisa memilah mana yang dirasa perlu dan mana yang tidak. Antara cicilan rumah dan kendaraan, antara kebutuhan popok anak atau kebutuhan futsal atau yoga sang orang tua. Buat yang masih melajang pun masih dipusingkan dengan anggaran biaya pernikahan.

“Mereka harus pintar-pintar memasukan dana mereka. Jadi, mereknya lebih kepada yang fungsional.  Misalnya, tisu. Ya, tisu saja tidak harus pakai merek tertentu,” tambah Leonard.

Ya, Gen Y memang tidak loyal kepada merek, tapi bukan berarti merek tidak bisa memanfaatkan kesempatan. Justru karena mereka tidak loyal, semua merek memiliki kesempatan yang sama dalam meraih target konsumen mereka.

Keseharian mereka yang padat akan kesibukan membuat merek harus pandai mencari celah di mana dan kapan masuk dalam keseharian kalangan Gen Y. Merek bisa masuk kapan saja sesuai dengan waktu dan live stage yang tepat. Perlu diingat, tidak semua Gen Y memiliki kebutuhan dan prioritas yang sama. Bila sudah menjadi bagian dari keseharian dan merasa terbantu, maka merek akan dengan mudah diingat oleh Gen Y.

Editor: Sigit Kurniawan

Related