Kol goreng telah menjadi makanan pendamping yang cukup populer. Namun, tak sedikit yang menyebut bahwa hidangan tersebut berpotensi memicu kanker. Benarkah demikian?
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, Aru W. Sudoyo menegaskan anggapan tersebut tidak benar. Menurutnya, klaim bahwa kol goreng dapat memicu kanker tidak berdasar, mengingat kol merupakan jenis sayuran.
“Tidak ada bukti yang mendukung bahwa sayuran, termasuk kol yang digoreng, bisa menyebabkan kanker. Kol tetap aman dan tidak akan menyebabkan kanker. Sesuatu yang berasal dari alam tidak akan merusak tubuh,” ujarnya.
Aru menjelaskan sayuran adalah bahan alami yang tidak memiliki potensi untuk menimbulkan kanker. Ia menekankan faktor yang berpotensi memicu kanker adalah zat-zat yang mengandung karsinogen.
BACA JUGA: Bukan Daging Kucing, Tanaman Ini yang Justru Bisa Jadi Obat Diabetes
Potensi kanker tersebut, kata dia, baru bisa muncul jika dalam proses pengolahannya dicampur dengan bahan kimia tertentu, seperti pengawet atau pewarna. Di samping itu, metode memasak sayuran juga memengaruhi potensi munculnya kanker.
Aru kemudian mencontohkan french fries alias kentang goreng sebagai makanan yang juga diduga dapat menyebabkan kanker. Hal ini disebabkan oleh proses pemanasan pada suhu yang sangat tinggi, yang bisa menghasilkan zat karsinogenik.
“Makanan yang diproses dengan suhu tinggi atau dengan tambahan bahan kimia tertentu, seperti french fries, bisa dicurigai berpotensi menjadi karsinogen. Ini memang harus diwaspadai,” ucapnya.
BACA JUGA: Viral Makan Daging Kucing untuk Diabetes, 3 Bahaya Ini Justru Mengancam
Penjelasan Medis Mengenai Karsinogen dalam Makanan
Hal senada disampaikan National Cancer Institute, yang menyebut karsinogen bisa terbentuk dalam makanan yang dimasak pada suhu tinggi. Terutama, dalam proses penggorengan yang melibatkan minyak pada suhu sangat tinggi.
Proses ini dapat menghasilkan akrilamida, sebuah senyawa kimia yang dikategorikan sebagai karsinogen oleh International Agency for Research on Cancer. Sebagai contoh, kentang goreng yang dimasak pada suhu tinggi berpotensi menghasilkan akrilamida.
Zat tersebut telah diidentifikasi sebagai senyawa berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau secara berkepanjangan. Namun, penting untuk dicatat bahwa risiko ini lebih terkait dengan metode pengolahan daripada jenis makanannya sendiri .
Dengan kata lain, kol goreng tidak secara otomatis berpotensi menyebabkan kanker. Risiko kanker lebih besar terkait dengan penggunaan bahan kimia tambahan atau metode memasak pada suhu yang sangat tinggi.
Editor: Ranto Rajagukguk