Berani Punya Positioning Berbeda-beda, Kunci Dekati Konsumen Gen Z
Dekat dengan generasi muda tengah menjadi misi dari banyak merek dalam membangun bisnis hari ini hingga ke masa depan. Setelah generasi milenial, Gen Z menjadi target pasar jangka panjang para merek.
Gen Z ini adalah kelompok konsumen usia produktif dan sudah memiliki spending power. Ditambah, karena usia mereka yang masih muda, tentu Gen Z menjadi pasar masa depan bagi merek.
Sama seperti generasi lainnya, untuk mendekati konsumen Gen Z juga perlu pendekatan khusus dan strategi marketing yang tepat. Dari sini, Devi Attamimi, Institute Director Hakuhodo Institute of Life & Living (HILL) ASEAN membongkar berbagai karakter Gen Z yang ia rangkum dari hasil studi HILL ASEAN terhadap Gen Z.
Perempuan yang juga menjabat sebagai Executive Director Strategy Hakuhodo International Indonesia -sebuah agensi kreatif yang bermarkas di Jepang- ini mengatakan bahwa Gen Z memiliki pertimbangan yang sangat tinggi dalam bersosial media. Para marketeers pun harus tahu dari macam-macam platform medsos yang ada, seperti apa fungsi mereka di mata Gen Z.
BACA JUGA: Ini 3 Merek Air Mineral dalam Botol Pilihan Gen Z
Berangkat dari hal ini, langkah pertama yang bisa dilakukan oleh para merek adalah bertindak lebih berani.
“Be brave. Banyak dari merek yang tidak berani membangun positioning yang berbeda-beda di berbagai platform media sosial. Umumnya, para merek memiliki satu positioning di seluruh platform komunikasi. So, be brave karena Gen Z saja berani menunjukkan personality yang sedikit berbeda di platform yang berbeda,” ungkap Devi dalam program Marketing to Gen Z persembahan Marketeers TV.
BACA JUGA: Gojek Vs Grab, Apa Transportasi Umum Pilihan Gen Z Tahun 2023?
Di sisi lain, konsumen Gen Z sangat peduli dengan social cost. Mereka menggunakan media digital untuk menebarkan kepedulian mereka terhadap sosial dan lingkungan. Jika para merek memiliki purpose yang sama akan membuat para Gen Z jauh lebih tertarik karena mereka merasa memiliki bargain dan tanggung jawab untuk meng-undo kerusakan yang diperbuat oleh generasi sebelumnya.
Jadi, jika ada brand yang memiliki misi bahwa mereka tidak hanya menjual produk tapi juga care terhadap sosial dan lingkungan, akan jauh lebih diterima oleh Gen Z.
“Gen Z sangat ingin mencoba untuk bersinergi dan ber-harmony to the world. Ini menjadi cara untuk para marketeer jika ingin berharmoni bersama Gen Z,” tutup Devi.