Berdampak Negatif, Ini 5 Alasan Tak Boleh Mengejek Autisme

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Salah seorang peserta Clash of Champions Shakira Amirah menuai hujatan usai menyinggung soal autisme. Ia mulanya meminta sesama peserta ajang game show tersebut untuk berbincang dengannya ketimbang melakukan siaran langsung di media sosial baru-baru ini.

Kalian bisa nggak, kalau di depan aku bersosialisasilah dengan aku. Nggak usah bersosialisasi sama HP. Jangan kayak anak autis gitu deh,” ucapnya yang terekam dalam siaran langsung.

Tak sedikit warganet yang merasa kecewa dengan ucapan Shakira. Mahasiswi Universitas Indonesia itu lantas menyampaikan permintaan maaf dan mengakui bahwa autisme adalah kondisi medis yang tak semestinya dijadikan bahan guyonan atau hinaan.

BACA JUGA: Autisme, Gangguan Perkembangan Neurobiologis

Disebut juga Gangguan Spektrum Autisme (ASD), kondisi neurodevelopmental ini memengaruhi cara individu berkomunikasi, berinteraksi, dan berperilaku. Mengejek individu dengan gangguan ini bisa memberi dampak negatif baginya, antara lain sebagai berikut:

Mengganggu Kesehatan Mental

Sebuah studi yang dimuat di jurnal Autism Research (2018) menemukan bahwa pengidap ASD yang menjadi korban perundungan berisiko tinggi mengalami kecemasan. Mereka berpotensi mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan PTSD.

Memperburuk Gejala

Selain mengganggu kesehatan mental, stres dan tekanan sosial yang timbul dari ejekan dapat memperburuk gejala autisme. Hal ini bisa mengurangi kemampuan individu untuk berpartisipasi dalam interaksi sosial.

BACA JUGA: Pengidap Albinisme Rentan Alami Gangguan Mental, Ini Cara Mengatasinya

Menghambat Potensi

Individu dengan autisme memiliki potensi unik dan kemampuan khusus yang dapat berkembang dengan dukungan serta pemahaman yang tepat. Mengejek mereka hanya akan menghambat perkembangan ini dan menurunkan kepercayaan dirinya.

Meningkatkan Stigma dan Diskriminasi

Ejekan dan olok-olok terhadap individu dengan autisme justru akan memperkuat stigma dan diskriminasi yang sudah ada. Hal ini dapat menghalangi upaya untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan mendukung.

Meningkatkan Keinginan Bunuh Diri

Sebuah penelitian dari Coventry University bahkan menemukan bahwa orang yang mengalami autisme lebih berisiko mencoba bunuh diri. Pemicunya adalah adanya perasaan tidak diinginkan yang dirasakan oleh pengidap dan sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS