Beri Layanan Terbaik di Industri Akomodasi, Digitalisasi Jadi Kunci

marketeers article
Strategi Digitalisasi dalam Industri Perhotelan Pascapandemi. (123rf.com)

Tren industri akomodasi dan hospitality mengalami perubahan signifikan seiring perilaku konsumen pascapandemi COVID-19. Industri ini dituntut tidak hanya memberikan layanan terbaik dari sisi tatap muka, tapi juga servis di ranah digital.

RedDoorz, perusahaan virtual hotel operator yang memanfaatkan digitalisasi untuk akomodasi melihat tren tersebut sebagai kekuatan utama perusahaan. Angga Warella, Head of Demand RedDoorz menuturkan ada tiga indikator yang menjadi kekuatan industri akomodasi dan hospitality, yakni kebersihan, preferensi akomodasi yang lebih privat, dan digitalisasi. 

BACA JUGA: Bank Sampoerna dan 360Kredi Perkuat Layanan Keuangan Digital

Dalam hal digitalisasi, RedDoorz memiliki kekuatan yang lebih dominan dan menjadikannya sebagai strategi marketing untuk menarik pelanggan.

“Digitalisasi telah benar-benar mempercepat ekosistem digital, tidak hanya di industri perhotelan tetapi di seluruh sektor industri. Pemesanan hotel secara online kini menjadi norma, dengan 80% wisatawan domestik lebih memilih melakukan pemesanan secara online. Ini adalah peluang besar bagi RedDoorz untuk memanfaatkan digital marketing, terutama melalui aplikasi mobile,” kata Angga seperti dikutip dalam Katakan dengan Data #22 di Channel YouTube Marketeers TV, pada Selasa (13/8/2024).

BACA JUGA: 4 Perbedaan Uang Elektronik dan Rupiah Digital sebagai CBDC

Angga menekankan pentingnya penggunaan aplikasi mobile dalam strategi pemasaran RedDoorz. Pihaknya fokus pada pemasaran lewat aplikasi karena melihat tren yang kuat yang mana preferensi pengguna mengarah pada penggunaan aplikasi.

“Aplikasi mobile memungkinkan kami untuk lebih mudah menjaga pengguna tetap aktif, mengirimkan komunikasi yang dipersonalisasi, dan meningkatkan tingkat konversi hingga empat kali lipat dibandingkan dengan website,” ujar Angga.

Dengan penetrasi internet yang stabil di angka 66,5% dan mayoritas pengguna internet Indonesia mengaksesnya melalui ponsel, RedDoorz melihat peluang besar dalam meningkatkan engagement dan transaksi melalui aplikasi.

“Kami mengamati bahwa pengguna lebih sering berinteraksi melalui aplikasi, dan kami dapat memanfaatkan teknologi dari perangkat mobile untuk memberikan pengalaman yang lebih personal,” tambah Angga.

Angga Warella melanjutkan RedDoorz menggunakan pendekatan yang terukur dalam brand marketing dengan memfokuskan pada fitur-fitur utama yang penting bagi pengguna, seperti harga, lokasi, dan fasilitas.

“Kami menggali lebih dalam untuk menemukan nilai emosional dari fitur-fitur ini, misalnya, pentingnya lokasi bagi pengguna adalah karena mereka ingin merasa tenang saat berlibur. Ini adalah sudut emosional yang kami gunakan dalam kampanye brand awareness,” ujarnya.

Kesimpulannya, digitalisasi telah mengubah lanskap industri perhotelan, dan RedDoorz memanfaatkan peluang ini dengan strategi pemasaran yang terfokus pada aplikasi mobile. Dengan kombinasi yang tepat antara brand marketing dan performance marketing, RedDoorz berhasil mempertahankan posisinya di pasar, bahkan di tengah tantangan pandemi.

“Kami hanya memastikan bahwa preferensi pengguna berada di tempat yang tepat, dan RedDoorz siap berada di sana juga,” tutur Angga.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS