Berkat TIK, Pemkot Bandung Pecat Lurah dan Camat yang Korupsi

marketeers article

Pemanfaatan Teknologi dan Informasi menjadi langkah penting dalam membangun sebuah kehidupan kota yang bersih, aman, dan nyaman untuk ditinggali. Paling tidak hal inilah yang dilakukan Pemerintahan Kota Bandung yang tampak getol dalam mengaplikasikan TIK untuk pembangunan dan penataan kota.

“Bandung memiliki 300 aplikasi untuk mendukung smart city. Berapa jumlah aplikasi yang akan kami bangun tergantung berapa banyak masalah yang harus diselesaikan di Kota Bandung,” ujar Walikota Bandung Ridwan Kamil dalam presentasinya di Indonesia Digital Economy Award 2016 di Jakarta Marketing Week di Kota Kasablanka Mall, Jakarta, Rabu (11/5/2016).

Walikota yang akrab disapa Kang Emil ini menegaskan, TIK bisa digunakan untuk membangun transparansi dari kinerja pemerintahan dan juga membangun keamanan di Kota Kembang tersebut. Dalam hal ini, Emil menyatakan smart city bisa digunakan melawan korupsi dan kriminalitas. Tentunya, TIK juga membantu operasional dari setiap SKPD (Satuan Kinerja Perangkat Daerah).

Pemkot Bandung membangun sistem penilaian atau rapor buat para camat dan lurah di Kota Bandung. Rapor tersebut diisi dengan masukan-masukan dari warga secara online. Setelah melakukan verifikasi, pemkot Bandung baru menindak perangkat daerah yang melanggar. “Berkat ini, saya pernah memecat camat dan lurah karena berdasarkan masukan warga dan sudah diverifikasi, mereka korupsi,” katanya.

Sementara, untuk membangun rasa aman, Pemkot menciptakan aplikasi panic button yang sudah lama beroperasi. Dengan aplikasi ini, warga yang marasa terancam oleh tindak kriminal bisa langsung memencet tombol panik yang terhubung langsung dengan aparat keamanan.

“Selain itu, dengan smart city, kami bisa menyelesaikan 90% dari ribuan komplain warga yang ada di Bandung. Bahkan, kami bisa memonitor dan menganalisis suara-suara warga yang ada di media sosial dan langsung menanggapi sebelum mereka menyatakan komplain,” pungkas Emil.

Related

award
SPSAwArDS