Benarkah Lebih Mudah Belanja Lewat Desktop Dibanding Aplikasi?

marketeers article
47269463 hand using phone white screen on top view

Membicarakan tren e-commerce di Indonesia seolah tidak pernah ada habisnya. Selain bermunculan pemain baru baik dalam dan luar negeri, pelaku e-commerce di Indonesia juga semakin jeli melihat peluang dengan memasuki segmen yang lebih sempit. Selain pelaku, salah satu hal yang menarik untuk diteliti adalah kebiasaan dari konsumen.

Studi terbaru dari iPrice Group menemukan beberapa data terkait dengan minat konsumen di Indonesia. Salah satunya adalah temuan bahwa masyarakat Indonesia suka melakukan transasksi e-commerce  pada pukul 11 siang di hari kerja, tepatnya di hari Rabu. Riset iPrice mendapati bahwa transaksi pada jam 11 siang lebih besar dibandingkan dengan transaksi pada jam-jam lainnya. Selain itu, masyarakat Indonesia ternyata lebih suka bertransaksi melalui desktop ketimbang melalui aplikasi ponsel.

User merasa lebih nyaman untuk melihat barang via desktop. Melalui desktop juga mempermudah user untuk membandingkan produk dan harga,” ujar Andrew Prasatya, Content Marketing Lead iPrice di Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Andrew juga menilai ketika user memutuskan untuk membeli sebuah produk, ada beberapa tahapan pembayaran yang harus dilakukan. Baginya banyak user yang merasa hal itu akan lebih mudah dan nyaman digunakan pada versi desktop timbang aplikasi di ponsel.

Terkait dengan kebiasaan belanja user yang berada pada jam kerja dan menggunakan desktop memang mengindikasikan bahwa user di Indonesia suka mencuri waktu untuk berbelanja di jam kerja. Meskipun terkesan negatif, karena belanja di waktu kerja, namun ada berita baik bagi para pelaku e-commerce di Indonesia, yakni conversion rate di Indonesia 10% lebih tinggi dibanding rata-rata negara di Asia Tenggara. Lebih tinggi dari Malaysia, Thailand, dan Filipina.

 “e- commerce di Vietnam memiliki conversion rate tertinggi, yakni 30% lebih tinggi dari rata-rata. Indonesia berada di posisi ketiga dengan jumlah conversion rate yang sangat ketat dengan Singapura yang berada di posisi kedua,” tambah Andrew.

Terkait dengan nilai transaksi, rata-rata basket size untuk transaksi e-commerce di Indonesia adalah pada angka US$ 36. Angka ini tergolong kecil, karena jauh di bawah Singapura yang rata-rata basket size mencapai US$ 96. “Perbandingan nilai rata-rata transaksi di tiap negara ini terlihat berkaitan erat dengan nilai PDB per kapita masing-masing negara,” tambah Andrew.

 Melihat tren penggunaan desktop timbang aplikasi bagi user di Indonesia ditanggapi oleh Elisa Suteja selaku Senior Analyst East Ventures. Ia menilai bahwa pada awalnya aplikasi dibuat untuk membuat user lebih banyak melakukan aktivitas browsing. Namun, hasil riset ini bukan berarti pelaku e-commerce di Indonesia gagal memperkenalkan layanan aplikasi yang dimilikinya.

e-commerce di Indonesia masih rada baru, jadi masih akan ada banyak penyempurnaan fitur aplikasi ke depannya oleh para pelaku. Harapannya tentu conversion rate di aplikasi akan meningkat,” kata Elisa.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

 

Related