Pollux Properties, pengembang asal Indonesia-Singapura kian menancapkan eksistensinya di industri properti Tanah Air. Kali ini, Pollux meluncurkan proyek mixed-use building (gedung multifungsi) yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat.
Diberi nama Chadstone Cikarang, proyek seluas 2,5 hektare ini akan memiliki empat menara apartemen 38 lantai yang berisi 2.630 unit. Selain itu, akan terdapat shopping house (ruko), kondotel, pusat perbelanjaan setinggi 3,5 lantai, serta fasilitas outdoor seluas 1,5 hektare.
Khusus apartemen, Pollux akan memasarkan berbagai tipe, mulai dari 25 m2 (1 kamar tidur), 42 m2 (2 kamar), dan 56 m2 (3 kamar). Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 290 juta dengan cicilan hingga 48 kali. Apartemen tersebut dijadwalkan siap huni pada akhir 2017 atau paling lambat awal tahun 2018.
Namun, hingga pada peluncurannya Jumat (28/11/2014), Pollux hanya memasarkan satu menara dulu yang sejumlah 760 unit. “Dari 760 yang dipasarkan, antrian VVIP sudah mencapai 850 orang. Over subscribe ini terjadi karena kami memberikan penawaran harga spesial mulai Rp 290 juta,” ujar General Manager Sales Marketing & Promotion Pollux Properties Indonesia Dian Widiyanti, di Ballroom Ritz-Carlton Jakarta.
Kendati baru satu menara, namun melihat animo yang besar tersebut membuat Pollux segera memasarkan menara kedua dan seterusnya dalam waktu dekat. “Kami terletak di posisi sangat strategis, berjarak hanya 100 meter dari pintu tol keluar Cikarang KM 31. Selain itu, konsep mixed-use kami lebih lengkap. Itu sangat dinikmati oleh investor dan end user,” papar Kenny Seraphine, COO Pollux Properties.
Seperti pengembang lain yang berada di Cikarang, Pollux juga membidik segmen investor sebagai pembeli huniannya. Alasannya, Cikarang merupakan kawasan industri nasional dan multinasional yang dihinggapi banyak ekspatriat yang jumlahnya bisa mencapai 10.000 jiwa. Ekspatriat terbanyak berasal dari Jepang dan Korea Selatan.
“Kami menargetkan 60% pembeli apartemen berasal dari investor, 40%-nya adalah kalangan keluarga atau end user. Di Cikarang terdapat 7 kawasan industri dengan 2.000 perusahaan nasional dan multinasional. Tentu saja, ekspatriat di sana membutuhkan tempat tinggal karena mereka masih harus mengantri untuk dapat apartemen,” jelas Dian.
Dini melanjutkan, harga sewa apartemen di kawasan Cikarang mencapai Rp 100 – 150 juta per bulan. Angka itu jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan harga satu studio apartemen Pollux yang sebesar Rp 300 juta-an. “Harga rata-rata sewa yang cukup tinggi membuat investor tertarik untuk membeli, karena bisa balik modal dalam waktu dua tahun,” paparnya.
Hingga saat ini, Pollux telah mengelola berbagai proyek properti yang tersebar di Semarang, Jakarta, Cikarang, Lombok, Makassar, dan segera di Bali. Di kota asalnya Semarang, Pollux membangun tiga proyek apartemen, salah satunya W/R Simpang Lima yang telah terjual 95% dari 420 unit. Di Kota Atlas itu, Pollux berencana menambah tiga proyek lagi, sehingga totalnya menjadi enam.