Bidik Pasar Halal, Nestlé Indonesia Investasi Rp 8,9 Triliun

Nestlé Indonesia Bidik Pasar Halal dengan Investasi Rp8,9 Triliun dan Komitmen Rantai Pasok 
Nestlé Indonesia Bidik Pasar Halal dengan Investasi Rp8,9 Triliun dan Komitmen Rantai Pasok  (FOTO: Nestle)

Nestlé Indonesia memperkuat posisinya sebagai pemain utama di pasar halal global melalui investasi senilai Rp 8,9 triliun dan strategi jaminan kehalalan produk yang ketat.

Sejak beroperasi pada tahun 1971, perusahaan ini telah mengalokasikan dana besar untuk membangun empat pabrik di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta memperluas jaringan mitra lokal, termasuk 25.000 peternak sapi perah dan petani kopi.

Langkah ini tidak hanya memastikan ketersediaan bahan baku halal, tetapi juga mendukung ekosistem ekonomi lokal. Sufintri Rahayu, Direktur Corporate Affairs & Sustainability Nestlé Indonesia menjelaskan komitmen halal perusahaan telah dijalankan sejak tahun 2009, jauh sebelum pemerintah mewajibkan sertifikasi halal melalui Undang-Undang (UU) Nomor 33 Tahun 2014.

“Kami mengintegrasikan sistem jaminan halal di setiap tahap produksi, mulai dari pemilihan bahan baku, proses manufaktur, hingga distribusi. Ini bukan sekadar memenuhi regulasi, tetapi bentuk tanggung jawab kepada konsumen,” ujarnya dalam siaran pers kepada Marketeers, Sabtu (22/2/2025).

Strategi utama Nestlé meliputi kolaborasi erat dengan peternak dan petani lokal. Di Jawa Timur, perusahaan bermitra dengan ribuan peternak sapi perah rakyat untuk memastikan pasokan susu segar halal. Sementara itu, di Lampung, Nestlé bekerja sama dengan petani kopi untuk menghasilkan bahan baku berkualitas.

BACA JUGA: Dorong Pendidikan, Nestlé Indonesia Donasikan 5.000 Bangku Sekolah

Selain itu, 98% produk Nestlé diproduksi di dalam negeri, dengan 2% sisanya diekspor ke Thailand, Timur Tengah, Filipina, dan negara lainnya. Ini menunjukkan kepercayaan pasar global terhadap standar halal Indonesia.

Investasi juga dialokasikan untuk pengembangan sumber daya manusia. Nestlé mempekerjakan sekitar 3.000 karyawan langsung dan 2.000 pekerja melalui tujuh perusahaan co-manufacturing.

Pelatihan berkelanjutan diberikan kepada tim khusus halal yang terdiri dari lintas divisi, termasuk unit produksi di luar negeri, untuk memastikan keseragaman standar.

Menanggapi pertumbuhan pasar halal global yang diproyeksikan mencapai US$ 5,8 triliun pada 2030, Nestlé terus meningkatkan kapasitas produksi lokal.

“Kami tidak hanya memenuhi permintaan domestik, tetapi juga mengekspor produk halal ke negara-negara dengan populasi muslim signifikan. Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk memperluas penetrasi pasar,” ujar Sufintri.

BACA JUGA: Bidik Segmen Mahasiswa, Nestle Rilis Milo Kaleng Extra Choco

Sebagai bentuk pengakuan atas komitmen tersebut, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) melakukan kunjungan ke pabrik Karawang. Ahmad Haikal Hasan, Kepala BPJPH menyatakan apresiasinya.

“Nestlé Indonesia menjadi contoh bagaimana industri bisa tumbuh dengan memegang prinsip halal. Kami berharap kolaborasi ini mendorong lebih banyak pelaku usaha mengikuti jejak mereka,” ujarnya.

Dengan kombinasi investasi strategis, kolaborasi lokal, dan sistem jaminan halal terintegrasi, Nestlé Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar produk halal, baik di dalam negeri maupun global.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS